Nasib buruk menghampiri pelatih berkebangsaan Italia, Carlo Ancelotti.
Carlo Ancelotti secara resmi telah dipecat oleh Bayern Muenchen pada Kamis (28/9/2017) setelah kalah 0-3 dari Paris Saint-Germain di Liga Champions.
Pemecatan itu tergolong kilat mengingat pelatih berjuluk Don Carlo tersebut baru menjalani laga sebanyak 60 kali bersama Muenchen.
Nasib buruk Ancelotti tersebut merupakan contoh nyata dari kekejaman sepak bola modern.
Meski begitu, Ancelotti sebetulnya bisa menghindari pemecatan tersebut andai ia meniru cara Antonio Conte.
(Baca Juga: FOTO - Ngeri, Begini Penampakan Taksi yang Ditumpangi Sergio Aguero Usai Kecelakaan)
Seperti dilansir BolaSport.com dari Goal.com, Antonio Conte memiliki kelebihan dalam memastikan tim yang asuh benar-benar berada dalam kendalinya seorang diri.
Conte tak pernah membiarkan pemberontakan dari para pemain berkembang di dalam tim yang ia asuh.
Jika sesuatu tak sesuai kehendak Conte, ia yang memilih pergi dan bukan manajemen klub yang memutuskan nasib sang pelatih.
Hal tersebut tentu berbeda dari yang dialami Ancelotti.
(Baca Juga: Manchester City Siap Turun Tangan Terkait Kecelakaan Sergio Aguero)
Pemecatan sang pelatih dari Muenchen bersumber dari lima pemain FC Hollywood yang tak suka dengan cara kepelatihan Ancelotti.
Situasi tersebut berbeda dengan milik Antonio Conte di tim yang pernah ia asuh.
Conte langsung saja berhenti sebagai pelatih saat ia tak cocok dengan strategi transfer Juventus pada musim panas 2014.
Hal yang sama terjadi pada bursa transfer musim ini.
(Baca Juga: Waduh, Pemain Manchester United Ini Masih Butuh 7 Minggu untuk Sembuh)
Mantan pelatih Juventus tersebut tetap kukuh tak memainkan Diego Costa hingga akhirnya melepas sang striker kembali ke Atletico Madrid.
Kehebatan Conte pun diakui oleh mantan pemain AC Milan dan Juventus, Andrea Pirlo.
"Saya bermain dengan banyak pelatih, namun Conte adalah yang paling genius. Jika dia mengambil sebuah pekerjaan, maka ia harus melakukan itu dengan caranya sendiri," kata Pirlo.
Sifat saklek Conte ini terbukti membuat sang pelatih lebih bisa mengatasi kesulitan dan konflik yang dihadapi oleh tim.
Sementara Ancelotti justru lebih sering dipecat kala situasi di klub sedang sulit.
Editor | : | Beri Bagja |
Sumber | : | Goal.com |
Komentar