Start Barcelona musim ini belum stabil. Empat pertandingan dijalani di semua kompetisi, dua kali menang dan dua kali kalah.
Penulis: Rizki Indra Sofa
Sepasang kekalahan terjadi di dua leg el clasico Piala Super Spanyol kontra Real Madrid.
Dua kemenangan tanpa kebobolan diambil dari dua rival pertama di La Liga 2017/18: Real Betis dan Alaves.
Lionel Messi juga sudah bikin gol, dua kali ke gawang Alaves. Transfer-transfer bernilai fantastis juga sudah dilakukan.
Pelatih Ernesto Valverde sudah mendapat apa yang ia inginkan.
Hanya, pekerjaan rumah Valverde masih banyak. Termasuk memilih gaya terbaik permainan Barcelona di eranya. Semua terasa masih coba-coba.
Bukti tersaji di atas lapangan. Empat pertandingan dilalui, empat skema berbeda dicoba.
(Baca Coba: Terkait Kemenangan Timnas U-19 atas Myanmar, Begini Tanggapan Presiden Joko Widodo)
Valverde menjajal empat pola: 4-3-3 di leg I Supercopa menghadapi Madrid (kalah 1-3) dan 3-5-2 dalam duel kedua (kalah 0-2).
Barcelona kemudian mentas dengan dobel pivot, 4-2-3-1, kontra Betis, menang dua gol tanpa balas.
Mereka mentas memakai 4-4-2 melawan Alaves dan menang dengan skor sama.
Dengan kata lain, sudah waktunya melupakan pola tiga penyerang 4-3-3 yang sudah digunakan sejak masa keemasan Pep Guardiola dan terbukti tak efektif di partai pertama mereka?
Tidak juga. Meski berbeda pola, Valverde masih mencoba untuk mengamankan keunggulan dalam penguasaan bola, identitas diri yang seharusnya tidak boleh hilang.
(Baca Coba: Sejarah Hari Ini: Aksi Kapten Timnas Inggris Terry Butcher Jaga Pertahanan hingga Berlumuran Darah)
Dari empat laga tadi, hanya saat melawan Madrid di leg II saja Barca kalah ball possession.
Artinya, Valverde masih belum memberikan efek revolusi apa pun terhadap permainan tim. Aksi individual dan peran penting dewi fortuna yang memastikan Barca menjalani start sempurna di La Liga musim ini.
Posisi Messi
Valverde boleh beralibi bahwa dua pertandingan dilakoni ketika bursa transfer masih dibuka, yang artinya puzzle tim belum komplet.
Sekarang, bursa sudah tertutup dan mau tak mau Valverde harus bisa memanfaatkan skuat yang ada.
Lebih penting dari itu, pelatih berusia 53 tahun ini harus lebih fokus pada satu hal, menentukan peran dan posisi Messi.
(Baca Coba: US Open 2017 - Satu-satunya Harapan Tuan Rumah Dikandaskan Petenis Afrika Selatan)
La Pulga sudah mentas sebagai penyerang kanan, striker tunggal, atau satu dari dua penyerang yang dipasang Valverde.
Kejeniusan La Pulga yang membuatnya bisa tetap tajam dan produktif, meski para rekan melihat tidak konsistennya pemilihan pola dari Valverde bikin Messi kesulitan juga.
"Messi memang masih mencari momen, masih mencari posisi terbaiknya. Pelan-pelan tapi pasti, dia akan kembali ke performa terbaik," kata playmaker klub Calaonia itu, Ivan Rakitic, di As.
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar