Manajer Manchester City, Josep Guardiola, berbicara soal kekerasan yang terjadi di hari referendum Catalunya pada Minggu (1/10/2017).
Referendum Catalunya yang tetap digelar, meskipun secara undang-undang Spanyol merupakan sesuatu yang ilegal, membuat pemerintah mengerahkan polisi untuk menggagalkan rencana tersebut.
Bentrokan terjadi hampir di seluruh wilayah region Catalunya.
Kondisi ini juga membuat FC Barcelona harus menggelar pertandingan pekan ketujuh La Liga Spanyol 2017-2018 menghadapi Las Palmas di Stadion Camp Nou tanpa dihadiri penonton.
Berdasarkan laporan, petugas medis Catalunya mengabarkan ada 844 orang terluka dalam bentrokan tersebut.
(Baca Juga: Referendum Catalonia - Teriak Merdeka Makin Membahana, Barcelona di Ujung Dilema)
Jatuhnya korban luka ini membuat Josep Guardiola mengaku sedih. Pria yang juga lahir di Barcelona pada 18 Januari 1971 itu juga tidak ingin nama Spanyol dan Catalunya menjadi buruk di mata dunia.
"Ada lebih dari 700 orang terluka, padahal mereka hanya ingin memilih, bukan merampok bank. Spanyol akan mencoba menyembunyikan kenyataan ini, tetapi media di seluruh dunia akan menunjukkannya," ucap Guardiola kepada BBC.
"Kami tidak ingin mereka berpikir kami membenci Spanyol. Spanyol adalah negara yang luar biasa, dengan literatur, olahraga, kota, tetapi Anda perlu memahami bahwa ada sekelompok masyarakat yang ingin menentukan masa depan mereka," tuturnya.
Editor | : | Ferril Dennys Sitorus |
Sumber | : | bbc.co.uk |
Komentar