Petualangan Kroasia menuju final Piala Dunia 2018 tak semulus yang dibayangkan. Bukan hanya melewati fase gugur dengan laga hingga 120 menit. skuat Hrvatska juga punya 6 kontroversi jika dihitung dari keikutsertaannya di Piala Dunia terakhir yaitu pada 2014.
Kroasia sendiri tesingkir di fase grup pada Piala Dunia 2014 usai hanya memenangi 1 dari 3 laga.
Berikut 6 kontroversi timnas Kroasia sejak tersingkir di Piala Dunia 2014 menuju final Piala Dunia 2018 dilansir BolaSport.com dari ESPN.
1. Flare Masuk Lapangan (16 November 2014)
Dalam laga kualifikasi Euro 2016 melawan Italia, terdapat flare (kembang api) yang masuk ke lapangan di San Siro, Milan.
Ternyata lemparan flare berasal dari pendukung tim tamu.
Para pemain diamankan ke tepi lapangan sebanyak dua kali.
Akibat insiden ini, Asosiasi sepak bola didenda 63.000 pounds dan diharuskan menutup 8.000 kursi di laga kandang melawan Norwegia oleh FIFA pada babak kualifikasi, Maret 2015.
(Baca juga: BREAKING NEWS - Liverpool Resmi Datangkan Xherdan Shaqiri dari Stoke City)
2. Nyanyian Rasialis (28 Maret 2015)
Meski telah mendapat hukuman dari FIFA untuk mengurangi kapasitas di stadion, pendukung Kroasia masih saja berulah saat melawan Norwegia.
Kali ini nyanyian berbau rasialis dari pendukung Kroasia terdengar di Maksimir Stadium, membuat skuat Hrvatska harus menjalani laga dengan pintu tertutup di laga kualifikasi selanjutnya.
3. Simbol Swastika di Lapangan (12 Juni 2015)
follow me - Croatia's controversy-filled road to the final: The four years since Croatia's last World Cup campaign have seen fan violence, FIFA fines and a perjury trial for their star player.- followforfollow pic.twitter.com/yhUOkuD4kl
— Edward Villanueva (@miamirealestat4) 13 July 2018
Laga melawan Italia, di Poljud Stadium dihelat dengan pintu tertutup menyusul sanksi nyanyian rasialis yang ada di laga sebelumnya.
Di babak pertama, terlihat jelas sebuah simbol swastika (simbol nazi di lapangan).
Staf lapangan mencoba menutup simbol tersebut pada jeda babak pertama namun sia-sia karena masih jelas terlihat.
"Kami meminta maaf kepada para penonton, tamu kami dari Italia untuk simbol Nazi di rumput stadion Poljud," ujar media officer Asosiasi sepak bola Kroasia, Tomislav Pacak.
4. Kapten Kroasia Terancam Penjara (2 Maret 2018)
Kapten Kroasia, Luka Modric terancam dipenjara dengan tuduhan memberikan kesaksian palsu saat menjelaskan transfernya dari Dinamo Zagreb ke Tottenham Hotspur pada 2008.
Modric diduga membuat pernyataan palsu selama persidangan kasus kecurangan pajak yang dilakukan Zdravko Mamic, mantan direktur eksekutif Dinamo Zagreb.
Gelandang Real Madrid bisa saja dituntut penjara selama 5 tahun jika terbukti bersalah.
5. Nikola Kalinic Dipulangkan (9 Juli 2018)
Striker Kroasia, Nikola Kalinic secara kontroversial dipulangkan oleh sang pelatih, Zlatko Dalic.
Ia dilaporkan tak mau jadi pemain pengganti saat Kroasia menang 2-0 atas Nigeria di laga grup D.
Dalic memberikan alasan jika striker AC Milan tersebut dipulangkan karena mengalami cedera punggung.
"Saya butuh pemain yang fit dan siap untuk bermain," ujarnya.
(Baca juga: Terbongkar, Lionel Messi Ternyata Mengintervensi Jorge Sampaoli untuk Coret 2 Pemain Timnas Argentina)
6. Asisten Pelatih Dipecat karena video Sentimen Politik (9 Juli 2018)
This isn't going to go down well with Russian fans. After #RUSCRO, Ognjen Vukojević and Domagoj Vida celebrate with a "Slava Ukrayini" video message and dedicate the victory to Ukraine. pic.twitter.com/UePKTdbFVJ
— Dario Brentin (@DarioBrentin) 8 July 2018
Salah satu asisten pelatih Kroasia, Ognjen Vukojevic dipecat karena mengunggah video bermuatan sentimen politik di sosial media setelah menang atas Rusia di perempat final Piala Dunia 2018.
Dalam video tersebut, Vukojevic berpose dengan bek tengah Kroasia, Domagoj Vida yang berteriak 'Slava Ukrayini/Kejayaan untuk Ukraina' dalam siaran langsung.
Hal ini dipandang sebagai ujaran provokatif bagi Rusia, yang punya ketegangan dengan Ukraina.
Vida akhirnya meminta maaf setelah diperingatkan FIFA soal hal ini. Sementara, sang asisten pelatih akhirnya dipulangkan.
Editor | : | Bagas Reza Murti |
Sumber | : | Espn.com |
Komentar