Partai pertama di kejuaraan apa pun berarti segalanya, terutama dalam hal menentukan strategi pada laga-laga berikutnya. Bagi pelatih Argentina, Jorge Sampaoli, gim perdana di Grup D Piala Dunia 2018 melawan Islandia, Sabtu (16/6/18), berarti lebih krusial lagi.
La Albiceleste merupakan salah satu kandidat favorit menjuarai PD 2018.
Sebuah beban di pundak Sampaoli yang melatih tim itu sejak 2017.
Artinya, mengalahkan Islandia hukumnya wajib. Terlebih, bahwa sistem permainan ala Sampaoli masih memicu pro dan kontra.
Pada Mei lalu, pelatih berusia 58 tahun itu mendeklarasikan bahwa Argentina akan menggunakan pola 2-3-3-2 selama berada di Rusia.
Taktik amat ofensif itu bisa menjadi sebuah hal jenius atau upaya bunuh diri. Semua tergantung bagaimana hasil melawan Islandia.
Sistem tersebut sesungguhnya tak asing bagi Sampaoli yang pernah menerapkannya tatkala membawa Cile kampiun Copa America 2015.
Formasi itu juga fleksibel. Ketika harus bertahan, 2-3-3-2 dapat berubah menjadi pola 4-4-2.
Meski begitu, keraguan masih membumbung.
Perjudian Sampaoli masuk akal. Mantan pelatih Sevilla itu sepertinya menyadari kekuatan di lini belakang Argentina tak sebanding dengan lini tengah apalagi lini depan.
Besar dan Mati Bob Marley dengan Sepak Bola https://t.co/hLAoo1VZiM
— BolaSport.com (@BolaSportcom) June 12, 2018
Menyerang habis-habisan pun dianggap jalan yang tepat untuk memenangi pertandingan. Lionel Messi, selaku pencetak gol terbanyak sepanjang sejarah Tim Tango, siap mengemban peran sebagai juru tembak.
Andai Messi mencetak gol akhir pekan ini, Islandia bakal menjadi negara ke-29 yang merasakan gol megabintang milik Barcelona itu.
Editor | : | Ferril Dennys Sitorus |
Sumber | : | Tabloid BOLA |
Komentar