Neymar menjadi pusat cemoooh publik. Neymar bermasalah dengan kepribadian. Neymar butuh sosok seperti Carles Puyol dan Luis Enrique.
Di laga pertama Grup E, Brasil bermain 1-1 melawan Swiss. Pencetak gol Tim Samba adalah Philippe Coutinho.
Melawan Kosta Rika di partai kedua grup, Brasil mengalahkan lawannya dengan skor 2-0. Kedua gol tercipta di masa injury time, yakni menit ke-90+1 dan 90+7'.
Kembali Philippe Coutinho mencetak gol untuk Brasil, diikuti Neymar Jr.
Akan tetapi, berbagai berita tentang Neymar seolah menyudutkan sang bintang. Ada apa dengan Neymar?
Kepada BolaSport.com, pelatih Barito Putera asal Brasil, Jacksen Ferreira Tiago, menyampaikan pendapatnya.
(Baca Juga: Pelatih Brasil Minta Publik Bersabar soal Neymar)
"Menurut saya, Neymar bermasalah dengan kepribadiannya. Dia tidak fokus kepada pekerjaannya dan terlalu diganggu oleh aktivitas sosial media," kata Jacksen F Tiago, mantan striker tajam di Liga Indonesia era 1990-an diawali Petrokimia Putra (1994).
Jacksen menceritakan bagaimana foto Neymar di sosial media miliknya ketika masih dalam proses pemulihan cedera dengan memangku sang kekasih.
Bahkan, Jacksen menyebut Neymar terlalu menghabiskan pikirannya untuk penampilan di laga perdana Piala Dunia 2018.
"Banyak orang di Brasil mengkritik penampilan rambut Neymar. Seandainya Brasil bermain baik dan menang atas Swiss, mungkin ceritanya akan berbeda," kata eks pelatih timnas Indonesia pada 2013.
"Tapi, kita semua sama-sama lihat bagaimana Neymar tampil penuh drama dengan aksi-aksi jatuh," ucap pria yang namanya harum sebagai pelatih Persipura.
Jacksen yakin, Neymar butuh pembimbing di tim. Seperti ketika ia memasuki tahun kedua di FC Barcelona yang memperlihatkan kematangan.
"Saya yakin pengaruh Carles Puyol sebagai kapten dan pemain senior di Barcelona serta pelatih Luis Enrique sangat besar dalam membentuk karakter Neymar," tutur Jacksen.
(Baca Juga: Jerman Kini Harus Selesaikan Masalah Internal yang Melibatkan 2 Geng Pemain)
Ketika Neymar pindah ke Paris Saint-Germain pada Agustus 2017, situasi ketika Neymar gagal mengontrol sikapnya kembali muncul.
"Ketika dia masih bermain untuk Santos (2009-2013) di Brasil, publik melihat Neymar seperti anak muda yang asyik dengan diri sendiri. Hal yang sama terulang di PSG," kata andalan lini depan Persebaya era 1996-1998.
Sebagai sesama warga Brasil, Jacksen F Tiago berharap timnas Brasil memunculkan pemimpin yang membuat Neymar bisa fokus kepada tugasnya sebagai pemain.
"Atau, bukan tak mungkin pelatih Tite kembali memberikan ban kapten kepada Neymar di partai ketiga Brasil di fase grup Piala Dunia 2018," ucap coach Jacksen.
Editor | : | Weshley Hutagalung |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar