Kiper Chelsea sekaligus timnas Belgia, Thibaut Courtois, tidak ingin Belgia kalah di laga pamungkas grup G Piala Dunia 2018 melawan Inggris. Dirinya bahkan mengatakan tidak mau kembali ke Chelsea dengan kepala tertunduk jika Belgia kalah oleh Tim Tiga Singa.
Inggris berhasil tampil luar biasa kala bertemu Panama di matchday kedua grup G Piala Dunia 208.
Tim Tiga Singa berhasil mencetak setengah lusin gol dan hanya kebobolan satu ketika bertemu pasukan Hernan Dario Gomez.
Hasil tersebut mengantarkan Inggris menyamai torehan poin dan jumlah defisit gol yang berhasil dicetak Belgia.
Baik Inggris maupun Belgia, kedua tim tampil begitu menyakinkan di gelaran empat tahunan ini dan sudah memastikan lolos ke fase 16 Besar.
Mereka akan saling jegal pada laga pamungkas fase grup untuk finis di posisi teratas, Jumat (29/6/2018) dinihari WIB.
Mendapatkan posisi teratas sangat berpengaruh terhadap perjalanan kedua tim di fase selanjutnya.
Sebab, juara Grup G akan berhadapan dengan runner-up Grup H dan runner-up Grup G akan bersua dengan juara Grup H.
(Baca juga: Tumbuhkan Rasa Peduli, Fan Senegal dan Jepang Sepakat Bersih-bersih Stadion)
Pertandingan pamungkas grup melawan Harry Kane dkk menyimpan gengsi yang cukup besar sebagian pemain Belgia.
Nama-nama seperti Eden Hazard, Kevin De Bruyne, Jan Vertonghen, Vincent Kompany, hingga Thibaut Courtois adalah nama-nama pemain Belgia yang merumput di Liga Inggris.
Nama yang terakhir disebut menilai bahwa pertandingan kontra Inggris sangatlah penting, dirinya bahkan mengatakan bahwa tidak akan kembali ke Inggris jika Belgia kalah di laga melawan Tim Tiga Singa.
"Jika Anda ingin tetap berkepala tegak, maka Anda harus selalu menang," ucap Courtois seperti dilansir BolaSport.com dari Telegraph.
"Saya tidak ingin kembali ke Inggris pada Juli dengan tertunduk malu. Saya ingin menang dan saya rasa semua rekan menginginkan hal yang sama," ujar eks Atletico Madrid itu.
Selepas Piala Dunia, Courtois akan kembali ke Chelsea untuk melakukan serangkain tour pramusim yang untuk menyambut musim baru 2018-2019.
| Editor | : | Taufan Bara Mukti |
| Sumber | : | telegraph.co.uk |
Komentar