Meski berhasil menahan imbang lawan dan memberikan Portugal tiket lolos ke 16 besar ke Piala 2018, Cristiano Ronaldo tampak marah usai laga melawan Iran.
Ronaldo meninggalkan lapangan dengan ekspresi marah, bahkan tidak berbicara dengan rekan setimnya.
Pelatih Portugal, Fernando Santos, pun menjelaskan alasannya.
"Saya mengerti, itu normal," ucapnya sebagaimana dilansir bolasport.com dari Sky Sport.
"Pemain terbaik dunia mengalami hal tersebut ketika mereka memiliki kesempatan dan tidak bisa mewujudkannya. Hal itu sangat menyakitkan, jauh lebih menyakitkan bagi mereka daripada pemain lain," lanjutnya.
(Baca Juga: Romelu Lukaku Jadi Penyerang Paling Sempurna di Piala Dunia 2018)
Santos juga mengatakan bahwa para pemain terbaik dunia selalu ingin menang, mereka ingin menjadi terbaik, dan ketika mereka gagal, mereka sangat kesal.
Malam tersebut memang bisa dibilang malam yang buruk bagi Ronaldo.
Pemain berusia 33 tahun tersebut gagal mengeksekusi penalti dan nyaris mendapatkan kartu merah.
Namun rupanya ada alasan yang jauh lebih personal mengapa Cristiano Ronaldo sangat ingin memenangkan laga tersebut.
Hal ini dikarenakan pertandingan tersbut merupakan pertemuan kembali Ronaldo dengan pelatih Iran, Carlos Queiroz.
Awalnya Queiroz merupakan orang yang sangat dekat dengan Ronaldo saat berada di Manchester United dan Timnas Portugal, sebelum hubungan keduanya berubah sangat buruk.
Queiroz dan Sir Alex Ferguson dikenal dekat dengan dengan Ronaldo di Old Trafford ketika sang bintang kesulitan beradaptasi dengan kehidupan di Manchester dan kehilangan sang ayah tak lama kemudian.
"Carlos merawat Ronaldo, sebagaiamana yang anda harapkan ketika ada seorang anak muda kehilangan seorang ayah. Jika Ronaldo tak bisa meminta bantuan dari Carlos, pada siapa lagi ia dapat menminta bantuan?" tulis Sir Alex dalam Biografinya pada 2013.
(Baca Juga: 3 Skenario Kelolosan Jerman ke Babak 16 Besar Piala Dunia 2018)
Mereka amat dekat hingga striker Manchester United, Ruud van Nistelrooy, bahkan menyebut Queiroz sebagai ayah Ronaldo.
Namun hubungan mereka memburuk ketika keduanya berkerja sama di Timnas Portugal.
Ronaldo membenci strategi pertahanan Queriroz, dan Ronaldo hanya mampu mencetak 1 gol untuk Portugal dalam 16 bulan jelang Piala Dunia 2010.
Lionel Messi dan Para Pesakitan di Tengah Piala Dunia 2018 yang Dihujani Penalti https://t.co/AVvMpfEpMY
— BolaSport.com (@BolaSportcom) June 23, 2018
Setelah kekalahan menyakitkan melawan Spanyol di babak 16 besar, Ronaldo mengatakan dengan ketus pada wartawan "Tanya Queiroz" ketika ditanya mengenai alasan kekalahan Portugal.
Keduanya tidak berbicara setelah laga tersebut dan Queiroz mengakui secara terang-terangan bahwa ia tidak menyukai komentar Ronaldo.
Inilah alasan tensi tinggi yang ditunjukkan Ronaldo dalam laga tersebut.
Terlebih lagi, kala wasit memberikan kartu kuning pada Ronaldo setelah menyikut Morteza Pouraliganji, Queiroz dengan berapi-api meminta kartu merah pada wasit.
Iran sendiri terdepak dari Piala Dunia setelah laga ini, sementara Portugal mengamankan tiket ke 16 besar dengan meraih posisi kedua grup B di bawah Spanyol.
Editor | : | Nina Andrianti Loasana |
Sumber | : | Independent.co.uk |
Komentar