Pilar timnas Belgia, Thomas Vermaelan, menilai bahwa seorang pemain tak akan bisa menerka apa yang akan terjadi Piala Dunia.
Tak dipungkiri bahwa materi pemain yang dimiliki oleh timnas Belgia merupakan pesepak bola yang menghiasi klub-klub papan atas Eropa.
Publik pun menyebut bahwa mereka tengah mengalami era keemasan.
Hal itu membuat tim dari Negara Tiga Bahasa ini difavoritkan untuk menjuarai Piala Dunia 2018.
Tampil Mengerikan di Kualifikasi, Jerman dan 3 Tim Ini Justru Angkat Koper di Fase Grup Piala Dunia 2018 https://t.co/WDVJs5mEC0
— BolaSport.com (@BolaSportcom) 29 Juni 2018
Meski begitu, sang defender, Thomas Vermaelen, mengaku masih gamang dan memiliki pandangan yang samar soal sejauh mana timnya melaju di turnamen empat tahunan ini.
(Baca Juga: Jadwal Lengkap Piala Dunia 2018, Awal dan Akhir di Moskwa)
(Baca Juga: Begini Tanggapan Rafael Benitez atas Kedatangan Ki Sung-yueng ke Newcastle United)
"Sangat sulit untuk melangkah ke lapangan dan berencana untuk kalah," kata Vermaelen seperti dikutip BolaSport.com dari laman The Independent.
Sebab menurut pemain kelahiran 14 November 1985 ini, apabila suatu tim mengalami kekalahan, seorang pesepak bola akan kehilangan momentum dan fokus.
Oleh karena itu, Vermaelen berpendapat bahwa momentum dan fokus lebih penting daripada siapa musuh yang dilawan, di mana posisi bermain serta berapa waktu istirahat yang dimiliki pemain.
Komunitas Babel MX Antusias Sambut Gelaran MXGP 2018 di Pangkal Pinang https://t.co/fTAxFTidv6
— BolaSport.com (@BolaSportcom) June 30, 2018
Selain itu, ia menyebut bahwa pemain tak akan bisa membagi fokusnya terhadap pertandingan yang ada di depan mata, dengan laga mendatang yang belum tentu akan dimainkan.
"Ketika berada di Piala Dunia, Anda tak bisa berpikir untuk dua laga ke depan. Saat berada di babak penyisihan grup, Anda tak bisa memikirkan bagaimana Anda bermain di perempat final atau semifinal," tutur bek tengah FC Barcelona ini.
(Baca Juga: 10 Bintang Berpeluang Tak Pulang ke Klubnya Usai Piala Dunia 2018, Ada Neymar dan Ronaldo)
Editor | : | Kautsar Restu Yuda |
Sumber | : | Independent.co.uk |
Komentar