Pelatih timnas Spanyol, Fernando Hierro, tak permasalahkan fenomena buruk timnya pada masa lalu, jelang laga kontra Rusia, Minggu (1/7/2018) di Luzhniki Stadium, Moskow.
Jelang laga kontra timnas Rusia, timnas Spanyol dibayangi catatan kekalahan saat berjumpa tuan rumah di Piala Dunia.
Pertama, mereka harus disingkirkan 1-0 Italia pada Piala Dunia 1934 via babak ulangan, setelah meraih hasil imbang 1-1.
Kala itu adu tendangan penalti belum diterapkan sehingga pertandingan harus di ulang satu hari berselang jika laga berakhir imbang.
Sementara pada edisi 1950, mereka dipecundangi 6-1 oleh Brasil kala bersua di putaran final.
(Baca Juga: Jadwal Lengkap Piala Dunia 2018, Awal dan Akhir di Moskwa)
Terakhir, mereka harus disingkirkan tuan rumah Korea Selatan secara mengejutkan, pada perempat final Piala Dunia 2002 via adu tendangan penalti.
Meski begitu, sang pelatih, Fernando Hierro, menilai apa yang terjadi pada masa silam bukanlah sesuatu yang relevan untuk diperbincangkan masa kini.
"Mengapa kita selalu menengok ke belakang?," ucap Hierro seperti dilansir BolaSport.com dari laman London Evening Standard.
"Kami saat ini akan menjalani laga keempat Piala Dunia, jadi apakah kami akan menengok sepuluh atau 12 tahun ke belakang? Semuanya tidak relevan kecuali laga kontra Rusia nanti, itulah yang harus kami fokuskan " tutur Hierro menambahkan.
PSIS Lepas Pemain Trial Asal Korsel, Terbuka Jalan Menuju Persipura https://t.co/GTuhL21kI9
— BolaSport.com (@BolaSportcom) July 1, 2018
Pelatih 50 tahun itu juga sadar bahwa timnya akan mendapatkan tantangan sorak sorai dari banyak suporter tuan rumah.
Namun, ia percaya Spanyol juga akan mendapatkan dukungan dari penggemar yang tak kalah banyak.
"Kami akan mendapatkan dukungan dari 11 juta orang (penduduk Spanyol) yang menyaksikan kami lewat televisi. Tim kami akan fokus dan kami tak perlu khawatir," terang eks-pemain Real Madrid ini.
"Kami akan memberikan yang terbaik," ucapnya dengan tegas.
(Baca Juga: Spanyol Tampil Melempem, David Silva: Semua Tim Pernah Alami Masa Sulit)
Editor | : | Bagas Reza Murti |
Sumber | : | standard.co.uk |
Komentar