Sekelompok fans Argentina mendatangi seorang volunteer seusai laga timnas Tango kontra Nigeria di Stadion Saint Petersburg pada Selasa (26/6/2018).
Mereka menanyakan arah ke Fan Fest, suatu tujuan yang populer bagi para turis selama Piala Dunia bergulir.
Sang volunteer pun menjelaskan secara detail lokasi Fan Fest dengan bantuan peta dan bahasa Inggris fasih. Terlihat bahwa ia menguasai tata letak kota Saint Petersburg.
Tak lama kemudian, datang seorang penduduk lokal. Berbicara bahasa Rusia tanpa cela ia menunjukkan arah ke orang tersebut.
Setelah orang tersebut berlalu, sang volunteer pun menghampiri BolaSport.com.
"Yah, seperti itulah pekerjaan utama saya di sini. Kebanyakan memang datang ke saya untuk bertanya arah," ujar sang volunteer dalam lidah ibunya, Bahasa Indonesia.
Dinda Maurissa Hartlan (20) nama volunteer tersebut. Ia berasal dari Balikpapan.
Mahasiswi Saint Petersburg State Transport University, Jurusan Manajemen Perkeretaapian, tersebut merupakan salah satu dari dua volunteer Indonesia di host city paling utara Piala Dunia 2018 tersebut.
Pada hari pertandingan di Saint Petersburg, wanita yang pertama tiba di Rusia pada November 2016 ini bertugas sebagai volunteer Last Mile.
Selain memberikan informasi arah, ia juga bertugas menyemangati para suporter yang berjalan ke stadion dengan memberikan high five alias tos.
Jika tidak ada laga, Dinda berjaga di Bandara Pulkovo, pelabuhan udara Saint Petersburg. Tugasnya di situ adalah memberikan informasi mengenai moda transportasi kepada turis yang baru tiba.
Dinda pertama menjadi volunteer setelah melihat iklan di kampusnya dan mengisi aplikasi online. Setelah satu bulan menunggu dan diwawancara, akhirnya ia keterima.
(Baca Juga: 10 Bintang Berpeluang Tak Pulang ke Klubnya Usai Piala Dunia 2018, Ada Neymar dan Ronaldo)
Sesuai namanya, menjadi volunteer tak dibayar. Sebagai imbalan atas kerja keras mereka, para sukarelawan mendapat aksesoris seperti topi, jaket, celana dan tas.
Tak hanya itu, ia juga mendapat kartu transportasi gratis keliling kota Saint Petersburg yang dapat digunakan selama 2,5 bulan.
"Kami juga diberi makanan gratis, tetapi hanya di hari laga," ujar wanita yang mengidolai Lionel Messi itu menambahkan.
Selama bertugas menjadi volunteer, Dinda mengutarakan bahwa partai paling berkesan adalah laga perdana Piala Dunia di Saint Petersburg saat tuan rumah Rusia berhadapan dengan Mesir.
"Paling senang pertandingan Mesir vs Rusia, ramai banget. Mesir atributnya seperti Firaun-firaun gitu, I love it," tuturnya, sembari tetap memberikan bantuan kepada suporter yang kerap menghampiri kami di sela-sela pembicaraan.
Namun, sebagai sukarelawan yang bertugas, ia juga harus siap menghadapi fan-fan sepak bola yang menjadi iseng di bawah pengaruh alkohol.
"Terkadang menegangkan kalau diminta macam-macam oleh orang-orang yang sudah mabuk. Pernah saya ingin digendong oleh fan Argentina. Tak sedikit pula fan dari Rusia yang menanyakan akun Instagram saya dan pertanyaan-pertanyaan pribadi lain," ujar Dinda.
Namun, ia mengaku sisi positifnya mengalahkan sisi negatif.
“Melihat wajah orang yang saya bantu puas dan gembira, saya jadi senang juga,” kata Dinda yang masih harus menyelesaikan 4 tahun lagi masa kuliah di Saint Petersburg.
(Baca juga: Ikuti Jejak Terens Puhiri, Penyerang Muda Malaysia Buat Sejarah di Liga Thailand)
Dinda pun memiliki pesan kepada para fan sepak bola Tanah Air.
"Kalau ada mimpi, mimpilah setinggi-setingginya dan kerja keras untuk raih mimpi tersebut," ujarnya.
"Semoga di Piala Dunia berikutnya, teman-teman yang menonton di rumah bisa menyaksikan langsung laga-laga di stadion," ujar Dinda yang pada hari itu bertugas dari pukul 21.00 hingga pukul 02.00 waktu lokal.
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar