Kota Saint Petersburg di Rusia merupakan pusat kebudayaan dan dianggap kota tercantik di Negeri Beruang Merah. Sepak bola menjadi bagian integral yang tak terpisahkan dari sejarah kota ini.
Laporan langsung jurnalis Kompas TV Radi Saputro dan Alvi Apriayandi dari St Petersburg, Rusia
Sebagai kota terbesar kedua di Rusia, Saint Petersburg menjalani peran yang sangat penting pada penyelenggaraan Piala Dunia 2018.
Ada tujuh pertandingan yang dilangsungkan di kota yang punya stadion mirip pesawat luar angkasa ini.
Sebagai pusat budaya Rusia, Saint Petersburg menyajikan banyak hal tradisional yang sangat artifisial.
Salah satunya street markets atau pasar-pasar jalanan yang menjajakan barang-barang penuh kesan.
Selama delapan kali pertandingan piala dunia dihelat di kota ini, berkali-kali pula para pedagang banjir rezeki.
(Baca juga: Kazan Arena, Kuburan bagi Tiga Mantan Juara Piala Dunia)
Penjualan suvenir di pasar jalanan melonjak hingga 20 kali lipat di musim sepak bola sejagat.
Suvenir-suvenir, mulai selendang, syal, baju, lukisan, pajangan, dan masih banyak lagi, rata-rata memamerkan keindahan seni, arsitektur, kebudayaan, musik dan sejarah Saint Petersburg.
Harga suvenir pun beragam. Paling murah adalah pajangan kulkas mini seharga 40 rubel atau 9.600 rupiah.
Termahal adalah lukisan pelukis jalanan dengan harga berkisar 3.500 hingga 5.000 rubel atau setara 840 ribu hingga 1,2 juta rupiah.
Budaya Saint Petersburg di momen piala dunia bertambah kaya seiring bercampurnya budaya dunia yang dibawa seluruh suporter sepak bola.
Pertukaran budaya inilah yang dinikmati salah satu turis asal Amerika keturunan Belanda dan mendukung timnas Belgia di Piala Dunia 2018, Nicholas.
"Saya membandingkan Moskow seperti New York dan Saint Petersburg ibarat Boston. Kota kecil yang sangat saya sukai. Udaranya sejuk dan saya lebih suka Saint Petersburg," ucapnya.
"Momen paling berkesan bagi saya bukan tentang pertandingan, tetapi orang-orangnya. Banyak fan dari berbagai negara datang. Anda bisa mengenal budaya dari banyak negara berbeda di dunia. Inilah yang membuat Piala Dunia spesial," kata pria yang mengecat wajahnya dengan warna bendera Belgia ini.
Meski terus berada di bawah bayang-bayang Moskow, Saint Petersburg bangkit dengan ciri khasnya sendiri.
Jati diri Kota Malam Putih tak akan tersisih.
Saint Petersburg di tengah Piala Dunia dengan bangga akan tetap ada di antara budaya sepak bola dunia.
Editor | : | Beri Bagja |
Sumber | : | BolaSport.com, Kompas TV |
Komentar