Jaringan Sepak Bola Melawan Rasisme (FARE), menemukan ada lebih dari 30 kasus pelecehan seksual yang dialami Jurnalis wanita.
Piala Dunia 2018 telah memberikan coreng hitam bagi tuan rumah Rusia.
Pasalnya, ditemukan kasus pelecehan seksual yang dialami 30 Wartawan Perempuan selama bertugas meliput Piala Dunia 2018.
Data itu dikuatkan langsung oleh organisasi melawan rasisme sepak bola (FARE) yang mengatakan telah menemukan 30 kasus wartawan dilecehkan.
Bahkan 15 kasus diantaranya sudah berhasil dipublikasikan.
(Baca juga: Catat Aremania! Berikut Info Tiket untuk Laga Arema FC Vs PS Tira)
Menanggapi kasus itu, pejabat Piala Dunia 2018 mengatakan menolak secara terbuka mengakui kasus pelecehan yang dialami Wartawan perempuan.
Dikutip BolaSport.com dari laman The Moscow Times, Kamis (12/7/2018), FARE menyayangkan aksi penolakan tegas oleh pejabat Piala Dunia 2018 itu.
Piara Powar selaku direktur eksekutif FARE mengatakan, bahwa masih ada lebih banyak kasus pelecehan seksual yang dialami para Wartawan perempuan.
"Saya mengatakan mungkin sebenarnya jumlahnya harus dikali 10," ujarnya.
(Baca juga: Disingkirkan Kroasia pada Semifinal Piala Dunia 2018, Fan Inggris Larut dalam Duka)
"Orang-orang Rusia telah memainkan peran yang luar biasa, tanpa sepengetahuan banyak orang," kata Powar.
Berbeda halnya dengan data yang diterima oleh Induk Sepak bola Seluruh Dunia (FIFA), yang mengatakan hanya ada beberapa kasus saja.
Maverick Vinales Optimistis Lanjutkan Performa Apiknya di Sachsenring https://t.co/R3oPgVKzwn
— BolaSport.com (@BolaSportcom) July 12, 2018
Sebelum turnamen Piala Dunia 2018 berlangsung, FIFA membentuk mekanisme keluhan untuk aktivis hak dan Junalis.
"Mungkin hanya ada satu, dua sedikit kasus di mana hal-hal seperti yang tidak direncanakan," ujar Federico Addiechi perwakilan FIFA.
Editor | : | Muhammad Shofii |
Sumber | : | Themoscowtimes.com |
Komentar