Sebanyak 29 peserta hasil Audisi Umum Djarum Beasiswa Bulutangkis 2017 di GOR Djarum, Jati, Kudus, Jawa Tengah (Jateng), berhak mendapatkan tiket ke Tahap Final.
Para peserta yang lolos datang dari berbagai kota/kabupaten di Jateng, sementara yang lainnya berasal dari sejumlah provinsi lainnya, seperti Banten, Jawa Timur, Jawa Barat, DI Yogyakarta, Kalimantan Selatan, dan Sumatera Selatan.
Tahap Final Audisi Umum Djarum Beasiswa Bulutangkis 2017juga digelar di GOR Djarum, pada 8-10 September 2017.
Ratusan peserta yang turut serta saling bertarung untuk meraih tiket, di bawah pengawasan Tim Pencari Bakat Audisi Umum Djarum Beasiswa Bulutangkis 2017 yang terdiri dari Christian Hadinata, Liem Swie King, Hariyanto Arbi, Antonius Budi Ariantho, Denny Kantono, Ade Chandra, Johan Wahyudi, Ivana Lie, Maria Kristin, Hastomo Arbi, Sigit Budiarto, Kartono, Yuni Kartika, Basri Yusuf
dan Engga Setiawan.
"Audisi Umum ini selalu menarik dan didatangi peserta-peserta yang tidak hanya dari Pulau Jawa
saja, tapi dari berbagai daerah lainnya," kata Kurai Liem Swie King.
"Ini dikarenakan nilai historis yang tinggi antara Kudus dengan bulutangkis. Dari dulu era tahun 1970an, dalam sejarahnya berdirinya PB Djarum banyak
pemain-pemain bulutangkis dari Kudus atau datang ke Kudus untuk dilatih di PB Djarum," kurai Liem
Swie King, Tim Pencari Bakat Audisi Umum Djarum Beasiswa Bulutangkis 2017, Kamis (7/9/2017)
sore di GOR Djarum seperti dikutip Bolasport.com dari Tribunnews.com.
Pada kesempatan tersebut Liem sempat bahwa berujar perjuangan belum usai bagi para atlet muda
belia hasil Audisi Umum di Kudus ini.
Di Tahap Final keesokan hari, kata King, lawan-lawan mereka nanti sangat tangguh. Ratusan peserta datang dari berbagai kota, saling bertarung guna meraih beasiswa bulutangkis dari Bakti Olahraga Djarum Foundation.
"Saya sudah melihat beberapa pemain, khususnya U13 baik putra dan putri yang nantinya harus langsung siap tanding di Tahap Final setelah berakhirnya Audisi Umum di Kudus ini," kata King.
"Beberapa di antara yang lolos ini sudah memiliki bakat. Sebagai contoh, bagi saya footwork merupakan salah satu hal yang masuk dalam kategori saya dalam pencarian pebulutangkis muda ini. Tidak ada juara yang memiliki bad footwork. Nah ketika bakat itu sudah ada, selanjutnya tinggal diasah dari segi fisik maupun skill," papar pebulutangkis asal Kudus yang dijuluki King Smash ini.
Editor | : | Imadudin Adam |
Sumber | : | Tribunnews.com |
Komentar