Indikasi kecurangan dan pengaturan skor yang terjadi di cabang olahraga SEA Games 2017 membuka kisah lama tentang kasus serupa yang terjadi di liga-liga top Eropa.
Media Singapura, The Straits Times, melaporkan bahwa indikasi pengaturan skor di SEA Games 2017 tercium di tiga laga.
Ketiga laga tersebut adalah Malaysia menghadapi Laos, Vietnam menghadapi Kamboja, dan Thailand menghadapi Kamboja.
Kecurigaan muncul karena kepada The Straits Times, tiga analis dari perusahaan pemantau perjudian, mengungkapkan bahwa dalam pertandingan-pertandingan tersebut tampak ada aksi-aksi yang tidak wajar dan mengarah pada diaturnya hasil akhir.
Di persepakbolaan Eropa sendiri, skandal pengaturan skor sudah menjadi ancaman serius sejak beberapa tahun yang lalu.
Kasus yang paling populer tentu saja yang terjadi di Liga Italia dan melibatkan tim-tim besar seperti Juventus dan AC Milan.
AC Milan harus merasakan pengurangan 16 poin dari total poin yang mereka kumpulkan, sementara Juventus lebih apes nasibnya karena harus rela turun ke Serie-B.
Mantan Presiden FIFA, Sepp Blatter, bahkan mengakui bahwa sepak bola sedang berada dalam ancaman kejahatan pengaturan skor.
Bahkan mantan Sekretaris Jenderal Interpol, Ron Noble, mengatakan bahwa kejahatan pengaturan skor lebih kecil resikonya dibanding bisnis narkoba dan kejahatan lainnya.
"Saya tak kaget dengan upaya melakukan kejahatan transnasional (pengaturan skor sepak bola). Ini bisnis dengan keuntungan melimpah, tetapi risikonya kecil untuk tertangkap melalui judi online. Kesempatannya sangat besar untuk mengeruk keuntungan sebanyak-banyaknya," ujar Noble seperti dilansir BolaSport.com dari Kompas.
Dalam ajang-ajang besar seperti Piala Dunia dan Piala Eropa, sistem pengaturan skor bahkan menjangkau hingga ke negara-negara lain.
Seorang agen judi internasional turut menjadi saksi kerahasiaan bisnis pengaturan skor yang biasa ia lakukan.
"Kami hanya duduk dan berpura-pura seolah-olah menyaksikan pertandingan. Tapi, sebenarnya kami menjalankan bisnis judi," kata seorang agen judi yang tak mau disebutkan namanya kepada kantor berita AFP (Kompas.com, 24 Juni 2012).
Agen judi tersebut mengaku ikut berperan dalam mengatur skor pertandingan Piala Eropa 2012.
"Kebanyakan agen menyebarkan dagangannya pada malam hari. Taruhan dibuka dalam seminggu, kemudian tutup. Mengatur masa vakum, kemudian beraksi kembali," kata sang agen judi menjelaskan sistem bisnisnya.
Tak hanya di Piala Eropa, bandar judi tersebut juga mempunyai jaringan yang dapat mengatur pertandingan di Asia, Afrika, Timur Tengah, dan Amerika Selatan.
Editor | : | Dimas Wahyu Indrajaya |
Sumber | : | kompas.com |
Komentar