"Sejak kecil, Egy Maulana Vikri sangat menonjol dalam motivasi bertanding dan kemauan."
Itulah penegasan dari Fazril Akhir, pelatih Sekolah Sepak Bola (SSB) Tasbi di Kota Medan yang menangani Egy Maulana Vikri selama hampir tujuh tahun.
"Padahal, program latihan yang kami berikan sama saja dengan pemain lain. Tetapi, Egy memang mau latihan sendiri dan punya motivasi lebih," ucap Fazril Akhir kepada BolaSport.com.
Menurut Fazril, Egy selalu ingin lebih baik dari abangnya yang saat itu sering ke Jakarta bermain di level Danone dan memperkuat PPLP Sumut.
Fazril Akhi menangani Egy Maulana Vikri sejak ia berusia 5 tahun hingga akhirnya Egy diboyong ke Ragunan melanjutkan sekolah sambil bermain sepak bola.
(Baca juga: GALERI FOTO - Ini Dia 2 SSB di Kota Medan yang Menempa Egy Maulana Vikri)
"Kalau ditanya apa yang diingat dari Egy semasa di SSB Tasbi, saya pikir soal semangat dan motivasi ingin lebih baik dari orang lain yang sangat menonjol," kata Fazril Akhir.
"Waktu di SSB saja, Egy sudah mau menambah latihan sendiri, entah itu joging atau dribbling bola," ucap Fazril.
Pria yang juga akrab disapa dengan panggilan "Gabroesky" ini tak memungkiri jika bakat Egy terlihat sejak dini.
Namun, ketika itu ia belum memikirkan siswanya tersebut akan menjadi pemain timnas Indonesia seperti saat ini.
"Sejak TK dia sudah masuk ke SSB Tasbi dan orang tuanya menitip Egy kepada Saya. Bakat memang sudah ada, semangat dan kemauan Egy sangat tinggi. Di usianya saat itu, dia sudah punya jam terbang yang tinggi. Hal itulah yang membuat Egy bisa menjadi seperti saat ini," ucap Fazril Akhir.
"Kemauan keras dan semangat bertanding yang dimiliki Egy sejak kecil dapat terlihat saat ini. Dia tak mau cepat mengalah di lapangan. Didukung visi bermain yang bagus, Egy memang membanggakan," ujar Fazril .
Editor | : | Weshley Hutagalung |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar