Petenis cantik asal Rusia Maria Sharapova membuat buku otobiografi berjudul Unstoppable: My Life So Far
mantan petenis putri nomor satu dunia, Maria Sharapova, mencurahkan isi hati alias curhat tentang perjalanan dan perjuangannya di pertenisan dunia.
Curhatan petenis berwajah cantik itu, tentang menghadapi rivalnya di lapangan tenis.
Ada yang membuatnya tersenyum, namun ada juga yang bikin dia bersedih dan meneteskan air mata.
Dia menceritakan pengalamannya saat bertemu lawan-lawan beratnya.
Ada yang menarik saat Sharapova menyebut nama kakak beradik petenis Amerika Serikat, yaitu Venus dan Serena Williams.
Sharapova sempat menyiratkan kesedihan saat menceritakan hal itu.
Saat ditanya mengapa? Gadis kelahiran Nyagan, Rusia, ini, mengungkapkan bahwa Venus dan Serena adalah lawan terberat yang pernah dihadapinya.
Sharapova lebih sering menyebut nama Serena. Sharapova terhitung meyebut nama Serena sebanyak 106 kali.
"Saya dalam pengadilan tentang prestasi yang tidak kunjung sempurna. Saya disebut tidak mampu mengalahkan Serena. Tapi, saya mencoba tidak peduli. Saya terus berusaha mencari celah untuk menang saat bertemu dengan Serena. Saya dan Serena bukan teman, sama sekali tidak berteman," ungkap Sharapova.
Sharapova tidak bermaksud membenci Serena maupun Venus yang telah dikenalnya sejak masih berusia 12 tahun.
Sejak pertama bertemu berlatih bersama di akademi tenis dan mengikuti turnamen tenis junior di Florida, Amerika Serikat, 17 tahun lalu, Sharapova tetap memberikan selamat atas prestasi mereka.
Menurutnya, Serena dan Venus memiliki pukulan yang kuat dan cepat.
Kakak beradik itu, bagi Sharapova memiliki kemampuan yang lebih dari sisi teknik dan kekuatan fisik.
"Tapi, saya pada suatu saat dapat mendapatkan kesempatan untuk menang. Ketika itu usia saya masih 17 tahun dan bisa membuat Serena gagal meraih trofi Grand Slam Wimbledon 2004. Itu sebuah kejutan dan pembuktian bahwa akhirnya saya bisa," ujar petenis yang telah memiliki lima gelar juara Grand Slam ini.
Selain tentang Serena dan Venus, Sharapova juga bercerita tentang petenis muda yang pernah mengalahkannya di berbagai turnamen internasional.
Saharapova juga memberikan pujian terhadap kualitas permainan yang ditunjukkan.
"Saya sempat menangis saat kalah dalam pertandingan. Saya merasakan beban berat dan menyesakkan. Saya sempat marah dan ketakutan. Tapi, saya berusaha bangkit," tutup pemilik bisnis perman bermerek Sugarpova ini.
Editor | : | Imadudin Adam |
Sumber | : | Tribunnews.com |
Komentar