Penyelenggaraan turnamen Korea Open 2017 yang digelar di Seoul, Korea Selatan, telah berakhir pada Minggu (17/9/2017).
Usai pertandingan final, muncul nama-nama sang juara di lima sektor.
Juara di sektor tunggal adalah Anthony Sinisuka Ginting dari Indonesia (putra) dan pebulu tangkis asal India, Pusarla V. Sindhu menjadi kampiun di tunggal putri.
Sektor ganda putra, ganda putri, dan ganda campuran, berturut-turut, Mathias Boe/Cartsen Mogensen (Denmark), Huang Yaqiong/Yu Xiaohan (China), dan Praveen Jordan/Debby Susanto (Indonesia).
Tidak hanya memunculkan nama-nama para juara, pertandingan final Korea Open 2017 juga menampilkan hal-hal unik sepanjang gelaran partai puncak.
Berikut adalah 5 hal unik yang terjadi dipertandingan final Korea terbuka yang dirangkum oleh redaksi BolaSport.com.
1. All Indonesian Final Sektor Tunggal Putra
Hal unik pertama yang terjadi pada final Korea Terbuka 2017 adalah all Indonesian final sektor tungga putra.
Indonesia yang tidak menargetkan sektor tunggal putra bisa tembus partai puncak, ternyata mampu mengirimkan dua wakilnya sekaligus, Anthony Sinisuka Ginting dan Jonatan Christie.
Lebih menarik lagi, dua-duanya baru pertama kali mendapat tiket babak final turnamen BWF Superseries.
Final pun berlangsung sengit dan berakhir dengan kemenangan Anthony Sinisuka Ginting dalam pertandingan tiga gim dengan skor 21-13, 19-21, 22-20
2. Nostalgia Pertandingan Sektor Tunggal Putri
Pertandingan sektor tunggal putri mempertemukan dua rival abadi, Pusarla V. Sindhu (India) dan Nozomi Okuhara (Jepang).
Final Korea Terbuka di sektor ini ibarat nostlagia bagi keduanya dari final Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis 2107 yang digelar di Glasgow, Skotlandia, Agustus lalu.
Meski seperti final yang berulang, ternyata hasil yang didapat berbeda.
Jika pada final Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis 2017, Okuhara berhasil keluar sebagai juara.
Sebaliknya, di Korea Open Superseries 2017, Sindhu berhasil menjadi pemenang.
3. Kartu Kuning yang Keluar saat Final Sektor Ganda Putra
Sektor ganda putra mempertemukan Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo (Indonesia) dengan Mathias Boe/Cartsen Mogensen (Denmark).
Bermain ketat dalam pertandingan rubber game, ada satu insiden unik yang terjadi, yakni saat wasit mengacungkan kartu kuning untuk Mathias Boe.
Kartu kuning itu muncul karena sebagai peringatan untuk Boe yang terus-terusan protes tentang jalannya pertandingan.
4. Tuan Rumah Pulang dengan Tangan Hampa
Sebagai tuan rumah, Korea Selatan harus menelan kekecewaan.
Hanya menyisakan satu wakil di final, yakni pasangan ganda putri Chang ye-na/Lee So-hee.
Nyatanya, pada saat final, satu-satunya wakil Korea tersebut ternyata tidak bisa meraih podium tertinggi.
Chang/Lee dikalahkan oleh lawannya Huang Yaqiong/Yu Xiaohan dengan skor 21-11, 21-15.
Editor | : | Aditya Fahmi Nurwahid |
Sumber | : | Berbagai sumber |
Komentar