Praveen Jordan/Debby Susanto berhasil mempersembahkan gelar juara sektor ganda campuran bagi Indonesia pada turnamen Korea Open Superseries 2017.
Gelar juara Korea Open 2017 berhasil direbut Praveen/Debby usai mengalahkan ganda campuran China, Wang Yilyu/Huang Dongping, dengan skor 21-17, 21-18, pada pertandingan final yang digelar Minggu (17/9/2017).
Kemenangan Praveen/Debby membuat harapan Indonesia untuk mempertahankan prestasi di sektor ganda campuran.
Saat ini, Indonesia memiliki dua pasang ganda campuran di level senior yang menduduki peringkat tinggi di dunia.
Dua pasang ganda campuran tersebut adalah Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir dan Praveen Jordan/Debby Susanto.
Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir berada di peringkat 3 dunia, sementara itu Praveen/Debby bertengger di peringkat 7 dunia.
(Baca Juga: Juarai Korea Open 2017, Praveen Jordan/Debby Susanto Bisa Salip Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir)
Sebagai pasangan yang lebih dulu dipasangkan sejak 2011, prestasi Owi/Butet tidak diragukan lagi.
Sederet prestasi telah diukir ganda campuran Indonesia tersebut seperti dua gelar juara dunia tahun 2017 dan 2013 serta medali emas Olimpiade Rio 2016.
Mempunyai banyak prestasi, pasangan Owi/Butet pun mengharapkan akan muncul penerusnya untuk melanjutkan estafet mempersembahkan prestasi untuk Indonesia.
Harapan Owi/Butet sepertinya akan terlaksana apabila Praveen/Debby terus konsiten untuk berjuang terus hingga menambah raihan gelar.
Dilansir BolaSport.com dari Badminton Indonesia, kemenangan Praveen/Debbby di Korea Open 2017 pun menjadi semangat keduanya.
"Sejak All England 2016, kami benar-benar penasaran untuk naik podium lagi. Cuma selalu tertunda. Tetapi akhirnya, kemenangan ini menjadi penyemangat untuk menaikkan motivasi dan bisa mendapat gelar," kata Debby.
Setelah Korea Open 2017, Praveen/Debby akan berlaga di Japan Open Superseries 2017 yang digelar di Tokyo Metropolitan Gymnasium, Tokyo, Jepang, 19-24 September 2017, bersama dengan wakil-wakil Indonesia lainnya.
Editor | : | Aditya Fahmi Nurwahid |
Sumber | : | badmintonindonesia.org |
Komentar