Lifter wanita nasional Acchedya Jagaddhita bercerita soal kisah hidupnya yang memilih untuk menjadi seorang atlet angkat besi.
Tadinya, Acchedya Jagaddhita menekuni olahraga angkat besi karena mengikuti jejak ibunya, Supeni yang merupakan peraih perak Asian Games Hirohisma, Jepang 1994.
Kini, gadis kelahiran Jambi, 4 Mei 1997 itu tidak malu lagi menyebut lifter sebagai profesinya. Bahkan, dia menyebut wanita yang jadi lifter itu keren.
"Wanita tidak perlu takut berotot dengan menekuni olahraga angkat besi itu. Terus terang, jadi lifter itu keren lho," kata Acchedya seperti dikutip Bolasport.com dari Tribunnews.com.
"Alhamdulillah, saya banyak mendapat rezeki dari angkat besi. Saya juga banyak teman dan bisa belajar untuk jadi orang yang sukses," tegasnya.
Peraih medali perunggu kelas 58kg Asian Indoor Martial Art Games (AIMAG) Turkmenistan 2017 ini mengaku pertama kali berlatih saat duduk di kelas 6 Sekolah Dasar (SD).
"Saya pertama kali dikenalkan ibu dengan olahraga angkat besi saat kelas 6 SD. Sejak itu, saya terus berlatih," katanya
Sesekali, kata Acchedya, dirinya mengalami kejenuhan menjalani latihan. Tapi, kejenuhan itu bisa diatasi dengan menjalankan program latihan dan mengingat kembali misi utamanya menjadi lifter.
"Kalau jenuh, yah saya lawan dengan menjalani program latihan sembari mengingat tekad mau jadi juara," aku mahasiswi semester I Fakultas Ekonomi Universitàs Bhayangkara Bekasi ini.
Berbicara masalah minum kesukaan, Acchedya menyebut cendol. "Sakin doyannya, saya kalau minum es cendol itu bisa sampai 2 gelas," ujarnya.
"Ya, Acchedya itu memang paling doyan minum cendol. Makanya, saya sering panggil cendol," kata Supeni.
Editor | : | Imadudin Adam |
Sumber | : | Tribunnews.com |
Komentar