Tim Taekwondo Indonesia yang beranggotakan Maulana Haidir, Muhammad Abdurrahman Wahyu, dan Muhammad Alfi Kusuma menjadi penyumbang medali emas pertama bagi Kontingen Indonesia di pagelaran AIMAG 2017.
Pada pertandingan nomor Poomsae putra di Komplek Olahraga Asghabat, Turkmenistan, Jumat (22/9/2017), trio taekwondoin ini menjadi yang terbaik dengan meraih total nilai 117,6.
Medali perak direbut Tim Iran dengan total nilai 117,2 dan perunggu direbut Philipina dengan total nilai 116,6.
Menurut Rahmi, kunci kesuksesan Maulana Haidir dan kawan-kawan adalah ketenangan dan kekompakan.
"Kunci keberhasilan Tim Poomsae putra adalah ketenangan dan kekompakan mereka dalam melakukan gerakan tempo dan ritme bermainnya sangat rapi," jelasnya.
Meski meraih emas, kata Rahmi, tetap saja.mereka perlu meningkatkan preatasinya saat menghadapi Asian Games 2018.
"Tetap saja ada beberapa hal yang perlu mereka tingkatkan karena persaingan di Asian Games 2018 akan ketat," tandasnya.
Keberhasilan Maulana Haidir dan kawan-kawan ini bukan hanya sebagai pengobat luka tetapi sekaligus mengulang sukses pada Kejuaraan Taekwondo Asia di Philipina 2016. Saat itu, mereka tampil sebagai peraih medali emas di nomor yang sama.
"Saya sih tidak kaget jika Maulana Haidir dan kawan-kawan tampil sebagai juara. Sebab, mereka menjadi yang terbaik pada Kejuaraan Asia di Philipina 2016. Di SEA Games XXIX Malaysia 2017, mereka hanya kebagian perunggu karena penilaian yang tidak fair. Di AIMAG inilah ajang pembuktian bahwa mereka memang yang terbaik di Asia," papar Ketua Harian PB TI, Zulkifli Tanjung.
Sayangnya sukses Tim Poomsae putra tidak diikuti Tim Poomsae putri.
Editor | : | Imadudin Adam |
Sumber | : | Tribunnews.com |
Komentar