Pelatih tunggal putra Pebulutangkis Indonesia, Hendry Saputra menilai lawan tak lagi bisa meremehkan Anthony Sinisuka Ginting maupun Jonathan Christie .
Hasil All Indonesian Final di Korea Selatan Terbuka Super Series 2017 dua pekan lalu, kata Hendry, adalah bukti bahwa keduanya tidak bisa diremehkan lawan.
Namun demikian, Hendry masih menyimpan catatan merah untuk Ginting dan Jojo. Keduanya masih dianggap belum bisa bermain stabil.
Ketidakstabilan performa Ginting dan Jojo terlihat di Jepang Terbuka Super Series 2017 yang hanya selang beberapa hari setelah Ginting menjadi kampiun di Seoul usai mengalahkan Jojo.
Alih-alih kembali tampil impresif, keduanya langsung keok di babak pertama.
Padahal, mereka mengundang decak kagum lantaran membabat dua pemain ranking teratas di babak semifinal.
Ginting secara mengejutkan membungkam pemain peringkat satu dunia, Son Wan Ho (Korea Selatan), sementara Jojo menjegal langkah wakil tangguh Taiwan, Wang Tzu Wei.
Disamping faktor kelelahan, Hendry menilai bahwa baik Ginting maupun Jojo belum bisa menanggung beban juara di dua turnamen beruntun.
"Keduanya sudah berusaha, tapi memang kualitas mereka belum seperti pemain sekelas Lee Chong Wei (Malaysia), atau Lin Dan (Tiongkok) yang bisa juara back to back (berturut-turut - red). Masih butuh waktu buat mereka untuk sampai ke level itu, " kata Hendry, Rabu (27/9) seperti dikutip Bolasport.com dari Wartakota.
Hendry sendiri tak bisa menjawab dengan pasti berapa lama waktu yang dibutuhkan Ginting dan Jojo untuk bisa lebih matang lagi.
Editor | : | Imadudin Adam |
Sumber | : | wartakota.tribunnews.com |
Komentar