Pelaksanaan referendum Catalunya, Minggu (1/10/2017), berujung bentrok, membuat lebih dari 840 orang menjadi korban.
Meski dilarang pelaksanaannya, 90 persen suara dalam referendum tersebut mendukung kemerdekaan Catalunya dari Spanyol.
Di tengah tekanan dari Kepolisian Spanyol, yang berusaha menghambat pelaksanaan referendum, Pemerintah Catalunya menyebutkan ada sekitar 2,26 juta warga Catalunya berpartisipasi dalam referendum tersebut.
Upaya Kepolisian Spanyol untuk menghambat pelaksanaan referendum kemudian memicu bentrok, yang menurut pemerintah Catalunya mencederai hingga 844 orang warga.
Insiden ini menjadi krisis konstitusional terbesar di Spanyol dalam beberapa abad terakhir, yang memperparah keretakan hubungan antara pemerintah pusat Spanyol dan Catalunya.
Dalam insiden bentrok tersebut, Kepolisian Spanyol menggunakan pentungan dan peluru karet untuk menghalangi warga Catalunya melakukan pemungutan suara.
Beberapa pemilih sampai diseret dan disingkirkan secara paksa dan sejumlah kotak suara disita.
Mendengar kekejaman ini, pebasket bersaudara asal Spanyol, Pau dan Marc Gasol menyuarakan keprihatinannya melalui Twitter.
"Akal sehat dan rasa kemanusiaan tak bisa dilukai dengan kekerasan, jika suatu cita-cita ingin dilaksanakan dengan damai" tulis Marc Gasol di Twitternya.
Pau Gasol juga tak mau ketinggalan dengan menulis "Apakah kita harus sampai hingga titik ini? Apakah kekerasan itu perlu?"
Hingga berita ini diturunkan, unggahan Marc dan Pau Gasol ini telah mendapatkan lebih dari 25 ribu likes.
Editor | : | Nina Andrianti Loasana |
Sumber | : | Tribunnews.com, Twitter/MarcGasol/PauGasol |
Komentar