Petenis nomor satu dunia, Rafael Nadal, menegaskan untuk tidak mencampurkan isu politik ke dalam olahraga ketika mengomentari masalah referendum kemerdekaan Catalunya.
Salah satu topik yang ramai diperdebatkan adalah keikutsertaan klub asal Catalunya seperti Barcelona ke dalam Liga Spanyol.
"Kita harus mulai memisahkan kedua hal ini," kata Rafael Nadal seperti dilansir BolaSport.com dari The Statesman.
"Olahraga dan politik tidak sama, menurut saya. Dan saya sedih dengan apa yang terjadi."
Rafael Nadal dikenal cukup vokal soal masalah referendum tersebut terutama ketika terjadi aksi kekerasan yang terjadi pada hari Minggu (1/10/2017).
Nadal menyebutkan jika aksi kekerasan tersebut membuatnya menangis.
(Baca Juga: Jika Raih 1 Kemenangan Lagi, Juara Prancis Terbuka 2017 Ini Akan Lolos ke WTA Finals)
Diberitakan sebelumnya, proses referendum di Catalunya berlangsung dengan diwarnai aksi keras aparat anti-huru hara.
Otoritas keamanan Spanyol menerjunkan pasukan demi menggagalkan upaya pemungutan suara yang bertentangan dengan keputusan pengadilan.
Polisi anti-huru hara Spanyol mulai menembakkan peluru karet dan memaksa masuk ke tempat pemungutan suara untuk referendum Catalonia, pada Minggu (1/10/2017).
"Saya ingin menangis ketika melihat negara yang telah ketahui hidup berdampingan dan menjadi teladan baik bagi dunia sampai ke situasi seperti ini," kata Rafael Nadal.
"Saya pikir, citra yang kami sajikan ke dunia adalah citra negatif."
Ketegangan di Catalunya mulai terjadi saat pasukan polisi menutup akses masuk ke tempat pemungutan suara dan merampas kotak-kotak suara.
Tim Medis Catalunya melaporkan setidaknya 844 orang terluka setelah terjadi bentrokan dengan pihak kepolisian Spanyol.
"Peristiwa itu menyedihkan, hati saya tenggelam sepanjang hari," ujar Nadal.
"Saya telah menghabiskan banyak bagian hidup saya di Catalunya, di saat-saat penting, dan melihat orang-orang bisa begitu radikal, itu mengejutkan dan melukai saya."
Editor | : | Aditya Fahmi Nurwahid |
Sumber | : | thestatesman.com |
Komentar