Baca berita tanpa iklan. Gabung Bolasport.com+

Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Kegagalan Argentina di Piala Dunia 1970, Terlupakan karena Tiga Kubu

By Kamis, 5 Oktober 2017 | 18:39 WIB
Carlos Alberto Torres mengangkat trofi Piala Dunia 1970 untuk timnas Brasil setelah mengalahkan Italia dalam final di Stadion Azteca, Meksiko, 21 Juni 1970.
STAFF/AFP
Carlos Alberto Torres mengangkat trofi Piala Dunia 1970 untuk timnas Brasil setelah mengalahkan Italia dalam final di Stadion Azteca, Meksiko, 21 Juni 1970.

Laga kontra Peru bisa menghadirkan kenangan buruk buat Argentina. Peru adalah kubu yang membuat Albiceleste gagal untuk pertama kali di kualifikasi.

Penulis: Christian Gunawan

Argentina akan selalu dianggap sebagai salah satu peserta terbaik Piala Dunia (PD). Mereka dua kali menjadi juara dunia (1978 dan 1986) selain tampil di tiga final lainnya.

Sayang, mereka tak selalu hadir di putaran final PD. Albiceleste tiga kali menolak berpartisipasi. Penolakan itu khas gara-gara darah panas Amerika Latin.

Di Prancis 1938, Argentina bersama Uruguay tak ikut ambil bagian karena marah. Alasan kemurkaan mereka adalah dua turnamen beruntun di Eropa (setelah 1934 di Italia).

Di Piala Dunia 1950, Tim Tango absen karena pertikaian dengan Federasi Sepak Bola Brasil, CBF.

Brasil adalah tuan rumah perhelatan itu. Empat tahun kemudian di Swiss, Argentina masih menolak berkompetisi.

Jika tak ngambekan, Argentina dengan kemampuannya sangat mungkin berpartisipasi di tiga pergelaran itu. Namun, di luar tiga PD itu, Albiceleste sekali gagal lolos.

Di kualifikasi PD 1970, Argentina membutuhkan kemenangan dengan selisih tiga gol untuk bisa melewati Peru dan Bolivia.

Jika mampu melakukannya di partai pamungkas Grup 1, Albiceleste akan unggul selisih gol dari kedua rival. Argentina menatap keuntungan berlaga di Buenos Aires di laga terakhir versus Peru.

Tim Tango berniat tak sekadar membalas kekalahan pada pertemuan pertama di Lima. Apa daya, Teofilo Cubillas cs. bisa dua kali unggul. Argentina hanya bisa memaksakan hasil seri. Rafael Albrecht cs. gagal lolos ke Meksiko 1970.

Empat tahun sebelumnya di Inggris, Argentina mencapai perempat final, terjauh setelah final 1930, sebelum disingkirkan tuan rumah.

Laga di Wembley itu dikenang secara negatif karena beberapa insiden. Antonio Rattin menjadi pemain pertama yang mendapatkan kartu merah di PD.

Rattin cukup lama menolak meninggalkan lapangan sebelum akhirnya dikawal polisi. Argentina juga menilai Geoff Hurst off-side sebelum mencetak gol pada menit ke-78.

Usai laga, pelatih Inggris, Alf Ramsey, tak mengizinkan timnya bertukar kostum dengan pemain Argentina.

Ramsey menyebut pemain lawan sebagai “binatang”.

Kubu Argentina menyebut laga itu El Robo del Siglo atau Perampokan Abad Ini.

Ditopang pembentukan opini oleh media Inggris usai insiden 1966, reputasi Argentina merosot.

Absensi Albiceleste empat tahun kemudian tak menghasilkan kehilangan.

Apalagi, dunia menyaksikan sihir menawan, juga dari Amerika Selatan.

Sihir Jogo Bonito Meksiko 1970 senantiasa dikenang sebagai salah satu pergelaran paling menarik.

Atraksi datang dari sejumlah peserta, terutama dari Amerika Selatan seturut tren pemenang Piala Dunia yang berasal dari benua yang sama.

Argentina layak gusar. Peru bisa menembus perempat final. Uruguay ke semifinal.

Salah satu alasan utama menariknya Meksiko 1970 adalah penampilan Brasil.

Selecao dihuni bakat-bakat alami luar biasa yang menyajikan permainan menyerang nan indah, jogo bonito.

Pele, yang sudah dua kali merasakan kenikmatan mengangkat trofi Piala Dunia, adalah bintang utama Brasil yang dibesut Mario Zagallo.

Namun, Selecao juga diisi nama-nama yang kemudian melegenda seperti kapten Carlos Alberto, Jairzinho, Tostao, dan Rivelino.

Sejak kualifikasi sampai final di Azteca, Mexico City, Brasil tak pernah mencicipi kekalahan atau hasil imbang.

Langkah Selecao tak selalu mulus, tapi mengundang decak kagum.

Puncaknya apa lagi jika bukan final di Azteca, salah satu partai puncak paling berkesan dalam sejarah Piala Dunia.

Italia, dihuni bakat-bakat hebat seperti Roberto Boninsegna, Gigi Riva, dan Gianni Rivera, beberapa kali mengancam gawang Brasil.

(Baca Juga: Begini Pandangan Hanis Saghara terhadap Sang Pelatih Indra Sjafri)

Tim Samba membuka skor melalui tandukan Pele menyambut umpan Rivelino dari sayap kiri.

Gli Azzurri membalas melalui Boninsegna setelah Brasil keasyikan menari di lapangan sendiri.

Babak kedua menunjukkan keunggulan Brasil dalam organisasi permainan mengandalkan naluri para pemainnya.

Bola tembakan keras kaki kiri Gerson dari luar kotak penalti bersarang di pojok kiri gawang Enrico Albertosi.

Umpan Gerson dari dekat garis tengah lapangan diteruskan Pele dengan sundulan ke arah Jairzinho, yang melesat untuk gol ketiga.

Sang sayap mencetak gol ketujuhnya di Meksiko, menjadikan dirinya bersama Alcides Ghiggia, sayap Uruguay di PD 1950, sebagai pemain yang selalu mencetak gol di semua laga timnya selama putaran final hingga laga puncak.

Empat menit sebelum akhir laga, Brasil membangun serangan menawan dari lapangan sendiri. Proses terciptanya gol melibatkan Tostao, Gerson, Pele, tarian Clodoaldo melewati hadangan empat pemain Italia, Evaraldo, dan Rivelino.

Nama yang disebutkan terakhir mengirim bola ke Pele, yang berada di depan kotak penalti. Si Nomor 10 menyodorkan bola ke dalam kotak penalti.

Bek kanan, Carlos Alberto, melesat dan segera melepaskan geberan yang tak terhadang Albertosi.

Gol sang kapten dikenang pula sebagai salah satu gol terbaik di final. Brasil meraih gelar ketiganya.

Maaf, Argentina... Dunia membicarakan Brasil saat itu.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P

Editor : Bagas Reza Murti
Sumber : BolaSport.com
REKOMENDASI HARI INI

Main Cuma 15 Menit dan Cederai Bek Liverpool, Wonderkid Real Madrid Lebih Cocok Tanding UFC

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Klasemen

Klub
D
P
1
Liverpool
12
31
2
Brighton
13
23
3
Man City
12
23
4
Chelsea
12
22
5
Arsenal
12
22
6
Tottenham
12
19
7
Nottm Forest
12
19
8
Aston Villa
12
19
9
Fulham
12
18
10
Newcastle
12
18
Klub
D
P
1
Persebaya
11
24
2
Persib
11
23
3
Borneo
11
21
4
Bali United
11
20
5
Persija Jakarta
11
18
6
PSM
11
18
7
PSBS Biak
11
18
8
Arema
11
18
9
Persita
11
18
10
Persik
11
15
Klub
D
P
1
Barcelona
14
34
2
Real Madrid
13
30
3
Atlético Madrid
14
29
4
Villarreal
13
25
5
Mallorca
15
24
6
Athletic Club
14
23
7
Osasuna
14
22
8
Girona
14
21
9
Real Betis
14
20
10
Real Sociedad
14
18
Klub
D
P
1
Napoli
13
29
2
Atalanta
13
28
3
Inter
13
28
4
Fiorentina
13
28
5
Lazio
13
28
6
Juventus
13
25
7
Milan
12
19
8
Bologna
12
18
9
Udinese
13
17
10
Empoli
13
16
Pos
Pembalap
Poin
1
J. Martin
404
2
F. Bagnaia
388
3
M. Marquez
320
4
E. Bastianini
320
5
B. Binder
183
6
P. Acosta
181
7
M. Viñales
163
8
F. Morbidelli
140
9
F. Di Giannantonio
139
10
A. Espargaro
136
Close Ads X