Baca berita tanpa iklan. Gabung Bolasport.com+

Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Taufik Hidayat Buka Suara Soal Pembubaran Satlak Prima

By Delia Mustikasari - Senin, 9 Oktober 2017 | 13:54 WIB
Pebulu tangkis tunggal putra Indonesia, Taufik Hidayat (kanan) dan Sony Dwi Kuncoro, bereaksi setelah penyerahan medali Olimpiade Athena 2004 di Goudi Olympic Hall, 21 Agustus 2004. Taufik meraih medali emas, sementara Sony mendapatkan medali perunggu.
GOH CHAI HIN/AFP PHOTO
Pebulu tangkis tunggal putra Indonesia, Taufik Hidayat (kanan) dan Sony Dwi Kuncoro, bereaksi setelah penyerahan medali Olimpiade Athena 2004 di Goudi Olympic Hall, 21 Agustus 2004. Taufik meraih medali emas, sementara Sony mendapatkan medali perunggu.

Wacana pembubaran Satlak Prima saat ini menjadi masalah yang paling keras terdengar.

Wacana pembubaran Satlak Prima muncul setelah Presiden Joko Widodo memotong birokrasi anggaran Asian Games dan Asian Para Games 2018 agar jarak antara pengambil keputusan dan pelaksana Asian Games dan Asian Para Games lebih pendek. 

Dengan langkah itu diharapkan pengambilan keputusan untuk Asian Games dan Asian Para Games semakin lancar. Para atlet diharapkan fokus berlatih.

Mantan pebulu tangkis nasional, Taufik Hidayat, yang juga merupakan staf khusus Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) angkat bicara soal wacana tersebut. Berikut kutipannya.

"Tidak ada hujan dan badai, tiba-tiba muncul sebuah kehebohan baru di pentas olahraga Indonesia akhir pekan lalu. Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima) dibubarkan oleh pemerintah. Presiden Joko Widodo membubarkan Satlak Prima demi memotong alur birokrasi anggaran Asian Games 2018. Kebijakan ini dengan tujuan agar jarak antara pengambil keputusan dan pelaksanaan Asian Games 2018 lebih pendek.  Satlak Prima pun segera dibubarkan.

Kebijakan itu memang sudah diambil oleh pemerintah. Rasanya susah untuk dibatalkan. Cuma, dari kacamata sebagai mantan atlet, saya bertanya, apa pembubaran Satlak Prima itu akan menyelesaikan masalah? Apalagi, penyelenggaraan Asian Games 2018 tinggal 10 atau 11 bulan lagi. Waktunya demikian mepet.

Dari berita yang saya baca, proses birokrasi penyaluran dana pemusatan latihan nasional selama ini dinilai terlalu panjang. Ini yang menjadi biang kerok permasalahannya. Dengan pembubaran Satlak Prima, diharapkan pengambilan keputusan makin cepat. Tidak ada lagi masalah yang menyangkut, seperti keterlambatan soal uang saku, pembelian peralatan baru, dan kebutuhan pelatnas lainnya.

 

 

Namun, sepertinya para pembisik bagi pembuat keputusan di atas tidak tahu. Sejatinya Satlak Prima itu adalah lembaga pembuat program latihan agar performa para atlet elite dan andalan bisa lebih optimal. Satlak Prima fungsinya hanya membantu dan mendukung induk-induk organisasi dengan berbagai program untuk meningkatkan performa para atlet bisa tampil optimal.

Untuk diketahui pula, Satlak Prima tidak pernah mengurusi soal masalah keuangan dan distribusi penyaluran dana bagi pelatnas. Segala urusan uang dan penyaluran dana bagi kebutuhan pelatnas, semua birokrasi dan KPA-nya ada di Kemenpora. Jadi menurut saya, pembubaran Satlak Prima ini blunder dan salah arah!

Yang lebih aneh lagi, setelah Satlak Prima dibubarkan, kabarnya KONI akan diberi peran lebih besar. Ini juga menggelikan. Birokrasi panjang yang katanya ingin dipangkas, namun kembali melibatkan lembaga lain. Ini artinya cuma ganti nama saja. Saya rasa birokrasinya tetap panjang dan berbelit.

Menyangkut pengalihan tanggung jawab untuk meningkatkan performa atlet elite kepada induk organisasi, tidak semua PB-PB memiliki kemampuan dan berkecukupan dana untuk menjalankan pelatnas secara mandiri. Dari sekian banyak induk organisasi olahraga di Tanah Air, hanya segelintir yang memiliki kemampuan dalam melakukan pembinaan prestasi. Mungkin baru PP PBSI.

Yang menyedihkan lagi, induk organisasi yang getol dan menyambut gembira pembubaran Satlak Prima ini adalah induk organisasi yang sebenarnya belum menunjukkan prestasi besar. Induk organisasi tersebut hanya ikut memanas-manasi suasana dan bak memancing di air keruh!

Sebaiknya, para pemangku kepentingan duduk bersama. Kita duduk bareng untuk mencari terobosan terbaik dan sekaligus mencari solusi agar penampilan atlet-atlet Indonesia bisa tampil optimal dalam Asian Games 2018.

Alangkah idealnya, dengan waktu yang demikian mepet, sebaiknya kalau ada masalah soal lambannya birokrasi dalam penyaluran pendanaan pelatnas, perlu ada skala prioritas. Cabang-cabang olahraga yang memiliki kans besar untuk merebut medali dalam Asian Games 2018, diberi privilege. Sehingga proses pelatnas bisa terus berjalan tanpa terganggu oleh soal keterlambatan dana yang dipicu oleh berbelitnya birokrasi dan proses pencairan dana bagi pelatnas.

Yang tidak kalah penting. Jangan bawa persoalan pembinaan olahraga ke dalam ranah politik!

Taufik Hidayat, Mantan Pebulutangkis Nasional

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P

Editor : Imadudin Adam
Sumber : juara.net
REKOMENDASI HARI INI

Liga Voli Korea - Idolanya Dapat Suara Terbanyak dalam Voting All Star, Megawati Tetap Masuk meski Kalah dalam Peringkat

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Klasemen

Klub
D
P
1
Liverpool
12
31
2
Man City
12
23
3
Chelsea
12
22
4
Arsenal
12
22
5
Brighton
12
22
6
Tottenham
12
19
7
Nottm Forest
12
19
8
Aston Villa
12
19
9
Fulham
12
18
10
Newcastle
12
18
Klub
D
P
1
Persebaya
11
24
2
Persib
11
23
3
Borneo
11
21
4
Bali United
11
20
5
Persija Jakarta
11
18
6
PSM
11
18
7
PSBS Biak
11
18
8
Arema
11
18
9
Persita
11
18
10
Persik
11
15
Klub
D
P
1
Barcelona
14
34
2
Real Madrid
13
30
3
Atlético Madrid
14
29
4
Villarreal
13
25
5
Athletic Club
14
23
6
Osasuna
14
22
7
Girona
14
21
8
Mallorca
14
21
9
Real Betis
14
20
10
Real Sociedad
14
18
Klub
D
P
1
Napoli
13
29
2
Atalanta
13
28
3
Inter
13
28
4
Fiorentina
13
28
5
Lazio
13
28
6
Juventus
13
25
7
Milan
12
19
8
Bologna
12
18
9
Udinese
13
17
10
Empoli
13
16
Pos
Pembalap
Poin
1
J. Martin
404
2
F. Bagnaia
388
3
M. Marquez
320
4
E. Bastianini
320
5
B. Binder
183
6
P. Acosta
181
7
M. Viñales
163
8
F. Morbidelli
140
9
F. Di Giannantonio
139
10
A. Espargaro
136
Close Ads X