Pengurus Pusat Persatuan Olahraga Berkuda Seluruh Indonesia (PP Pordasi) akan menggelar tes dari hari Jumat hingga Minggu (13-15/11/2017) di JIEP Pulomas Arthayasa.
Test-event dari nomor trilomba berkuda ketangkasan ini sekaligus menjadi ujicoba dari venue baru equestrian yang dibangun di bekas arena pacuan kuda Pulomas, Jakarta Timur.
Venue baru inilah yang akan dipergunakan untuk kompetisi berkuda ketangkasan Asian Games XVIII/2018.
Eventing atau trilomba dilombakan selama tiga hari, terdiri atas Dressage, Cross Country dan Jumping.
Terkait gelaran test-event ini, panitia penyelanggara dari JIEP Pulomas Arthayasa telah menyampaikan undangan sekaligus schedulle dari kompetisi ini pada seluruh komunitas berkuda, khususnya rider yang selama ini berkompetisi di eventing.
Eventing adalah salah satu kategori dari cabor berkuda, kompetisi kombinasi kombinasi yang mengandalkan pengalaman penunggang (rider) pada semua nomor berkuda.
Kuda maupun rider, harus memiliki kecekatan dan serba bisa. Setiap rider menggunakan kuda yang sama.
Menurut keterangan Wakil Ketua Umum PP Pordasi Bidang Equestrian, Jose Rizal Partokusumo, PP Pordasi sejauh ini memang sudah menominasikan sebanyak 10 rider sekaligus kuda-kudanya, yang diproyeksikan untuk ditampilkan di eventing Asian Games XVIII/2018.
Namun, karena sesuai persyaratan dari Federasi Equestrian Internasional (FEI), para rider eventing wajib memiliki standar Persyaratan Kelayakan Minimal atau Minimum Eligibility Requirement (MER).
"Dengan begitu mereka harus ikut test-event, karena kompetisinya sudah menerapkan MER tersebut," jelas Jose Rizal Partokusumo seperti dikutip Bolasport.com dari Tribunnews.com.
Standarisasi MER telah diterapkan FEI sejak lama. Untuk 2017, aturannya telah diperbarui, sebagaimana diterakan dalam FEI Eventing Rule Changes for 2017, termasuk MER untuk kuda dan rider/atlet.
Persyaratan Kelayakan Minimum (MER) dicapai dengan menyelesaikan kompetisi dalam jumlah minimum parameter dari Dressage, Cross-country dan Jumping.
Untuk Dressage, misalnya, tidak lebih dari 67 (atau 55%) poin penalti, sementara untuk Cross-country tidak melampaui 75 detik dari waktu optimal, dan untuk Jumping tidak lebih dari 16 hukuman/penalti.
"Selama ini kita memang belum menerapkan MER, apalagi eventing sendiri baru kita kompetisikan menjelang PON 2016 lampau," ujar Jose Rizal Partokusumo.
Editor | : | Imadudin Adam |
Sumber | : | Tribunnews.com |
Komentar