Sejarah baru diukir oleh pebulu tangkis tunggal putra Thailand, Kunlavut Vitidsarn, pada Kejuaraan Dunia Junior (World Junior Championship/WJC) 2017.
Kunlavut Vitidsarn berhasil menjadi pemain tunggal putra pertama Thailand yang memenangi Piala Eye Level yang menjadi trofi bagi para juara kategori perorangan.
Pada pertandingan babak final yang digelar di GOR Among Rogo, Yogyakarta, Minggu (22/10/2017), Vitidsarn ditantang pemain tunggal putra Malaysia, Leong Jun Hao.
(Baca juga: WJC 2017 - Apa Nazar Rinov/Pitha Jika Jadi Juara Dunia?)
Pada gim pertama, Vitidsarn berhasil membuka keunggulan 3-0.
Namun perlahan, Leong mulai mengejar hingga kedudukan menjadi imbang 4-4.
Sempat unggul, Vitidsarn terpaksa merelakan gim pertama menjadi milik Leong setelah kalah dengan skor 17-21.
Pada gim kedua, Vitidsarn berhasil mengejar keunggulan Leong dan menyamakan kedudukan dengan skor 21-15.
Pertandingan pun berlanjut ke gim ketiga.
(Baca juga: Inilah Hasil Lengkap Babak Semifinal Denmark Open 2017)
Pada gim ketiga, Leong yang mulai tampak kelelahan terus-menerus ditekan pertahanannya oleh Vitidsarn.
Akhirnya, gim ketiga menjadi miliki tunggal putra Thailand dengan skor 21-9.
Ditemui BolaSport.com setelah pertandingan, Vitidsarn mengatakan sangat senang dengan kemenangan ini.
"Ini adalah kemenangan pertama saya di turnamen ini," kata Vitidsarn.
Saat ditanya mengenai pertandingan, Kunlavut mengatakan Leong adalah pemain yang cepat.
(Baca juga: Resmi Lepas Masa Lajang, Debby Susanto Tunda Bulan Madu)
"Saya kehilangan gim pertama. Kemudian mengubah pola permainan hingga akhirnya menang," ucap Vitidsarn.
Pelatih Thailand, Udom Luangphetcharaporn, menyampaikan Vitidsarn adalah pencetak sejarah.
"Ini adalah kali pertama Thailand bisa memenangi kejuaraan junior di nomor tunggal putra," kata Luangphetcharaporn.
Udom pun menegaskan jika pada nomor tunggal putri, Thailand sudah menempatkan wakilnya, Ratchanok Intanon.
Intanon bahkan menyandang gelar sebagai "ratu" kejuaraan dunia junior karena tiga kali berturut-turut menjuarai turnamen ini pada 2009, 2010, dan 2011.
Editor | : | Diya Farida Purnawangsuni |
Sumber | : | - |
Komentar