Tidak mau atletnya hanya jago kandang, Alda juga melihat pentingnya para pilot nasional mengikuti kejuaraan lintas alam tingkat internasional.
“Dengan dukungan dana KONI Daerah, para pilot harus berani bertarung di luar negeri. Hanya dengan begitu kita bisa mengikuti Kejuaraan Dunia,” ucapnya.
Pada Kejuaraan Dunia Gantole ke-21 Agustus lalu di Brasil, Indonesia tidak terwakili.
Agar bisa mengikuti Kejuaraan Dunia 2019 di Italia, para pilot harus mencapai peringkat dunia tertentu dengan mengikuti berbagai kejuaraan selama 2018.
Sementara itu, demi memenuhi antusiasme atletnya, Ketua Gantole Jawa Tengah, Susetiyoko Achmad akan mengirim 8 pilot pada Seri Kejurnas Ketepatan Mendarat (KTM) di Sawahlunto, Sumatera Barat, 29 November 2 Desember ini.
Ajang ini merupakan kejuaraan penutup kalender kegiatan gantole pada 2017.
Untuk kejuaraan lintas alam berikut tahun depan, ia merasa harus menyempurnakan kinerja sistim teknik komunikasi dan penjemputan pilot yang mendarat di berbagai tempat.
Karena dalam nomor lintas alam para pilot cukup memasuki radius titik akhir (goal) tanpa harus mendarat di titik tertentu.
Kawasan Waduk Gajah Mungkur di Wonogiri dikenal sangat cocok untuk terbang jauh olahraga dirgantara.
Rekor terbang lintas alam gantole masih dipegang pilot senior DKI Jaya, Roy Sadewo, sejauh 92 km yang dibuat pada 1995
Sedangkan rekor lintas alam paralayang atas nama pilot putra anggota Pelatnas Asian Games 2018, Hening Paradigma.
Rekor Hening Paradigma adalah sejauh 109 km yang dibuat pada 2012 juga dari Wonogiri hingga Pati.
Editor | : | Weshley Hutagalung |
Sumber | : | PB FASI |
Komentar