Pergeseran peta kekuatan tunggal putra tampaknya menjadi sesuatu yang sulit diprediksi dalam olahraga bulu tangkis.
Hampir satu dekade lalu, Lin Dan (China), Lee Chong Wei (Malaysia), dan Chen Long (China), telah menjadi kekuatan besar di tunggal putra yang tidak tergoyahkan.
Ketiga pemain bulu tangkis tersebut, silih berganti menaiki satu podium ke podium lain dalam gelaran turnamen bulu tangkis.
Namun, tahun 2017 telah terjadi pergeseran peta kekuatan tunggal putra.
(Baca Juga:Dominasi China di Bulu Tangkis Mulai Diusik India, Ini Pembelaan Lin Dan)
Pergeseran tersebut dipicu munculnya banyak pebulu tangkis tunggal putra baru yang memiliki umur muda dibanding generasi sebelumnya.
Pergeseran peta kekuatan tunggal putra pun menjadi bahasan yang layak diperbicangkan oleh banyak kalangan, termasuk mantan pebulu tangkis nomor satu dunia dari Denmark, Peter Gade.
"Saat ini, di tunggal putra, Lin Dan da Chen Long memang masih aktif bermain. Mereka adalah pemain dengan banyak pengalaman," kata Gade dikutip BolaSport.com dari First Post.
"Namun, jangan lupa ke depan bulu tangkis memiliki beberapa pemain tunggal putra muda yang mulai tampak bersinar seperti Viktor Axelsen dan Kidambi Srikanth," ujar Gade.
Peraih gelar All England 1999 tersebut menambahkan nama pemain dari Jepang yang baru saja comeback, Kento Momota.
(Baca Juga:Lee Chong Wei dan Lin Dan Perlihatkan Indahnya Persahabatan meski Bersaing di Lapang)
"Kembalinya Momota akan menjadikan peta kekuatan tunggal putra semakin menarik. Kita hanya perlu menunggu munculnya pertarungan yang hebat, terlebih menjelang Olimpiade," tambah Gade.
Gade juga tidak memungkiri peran pemain negara-negara lain yang berasal dari Indonesia, Malaysia, dan Thailand.
"Banyaknya tunggal putra yang muncul dari berbagai negara akan menjadikan pertarungan di sektor ini semakin terbuka dan menarik."
Editor | : | Ignatius Wijayatmo |
Sumber | : | firstpost.com |
Komentar