Kabar duka tengah menyelimuti tenis dunia, khususnya tenis putri, seiring dengan kabar berpulangnya mantan juara Wimbledon 1998 untuk nomor tunggal putri, Jana Novotna.
Dilansir BolaSport.com dari BBC, Senin (20/11/2017), Novotna meninggal dunia pada usia 49 tahun karena kanker.
"Jana Novotna meninggal dunia dengan damai, dikelilingi oleh keluarganya," tulis Asosiasi Tenis Putri (Women's Tennis Association/WTA).
Novotna merupakan salah satu petenis putri yang pernah dimiliki Republik Ceska.
Sebelum meraih titel Wimbledon pada 1998, Novotna tercatat sudah dua kali menembus babak final turnamen Grand Slam tersebut.
(Baca juga: ATP Finals 2017 - Kalahkan David Goffin, Grigor Dimitrov Angkat Trofi)
Namun, pada dua kesempatan pertamanya itu, Novotna gagal naik ke podium kampiun.
Pada laga final 1993, Novotna kalah dari Steffi Graf (Jerman), sementara pada final 1997, dia tumbang di tangan Martina Hingis (Swiss).
Novotna akhirnya menjuarai Wimbledon dalam kesempatan ketiganya, yakni pada 1998.
Satu tahun pasca-kekalahan keduanya pada final Wimbledon, Novotna berhasil mengangkat trofi seusai mengalahkan Nathalie Tauziat (Prancis).
It is with deep sadness that the WTA announces the passing on Sunday, November 19, of Jana Novotna, aged 49. https://t.co/lNeCs3xLcQ pic.twitter.com/nE9uV3sgs5
— WTA (@WTA) November 20, 2017
Kemenangan itu menjadikan Novotna sebagai petenis tertua yang meraih gelar Grand Slam pertama (29 tahun sembilan bulan).
"Jana adalah inspirasi, baik di dalam maupun di luar lapangan bagi siapapun yang memiliki kesempatan untuk mengenal dia," tutur Chief Executive WTA Steve Simon.
"Kebintangannya akan selalu bersinar terang dalam sejarah WTA. Belasungkawa kami untuk keluarga Jana," kata Simon lagi.
Selain merengkuh satu titel Grand Slam untuk nomor tunggal putri, Novotna juga meraih 12 gelar Grand Slam pada nomor ganda putri dan empat titel Grand Slam untuk nomor ganda campuran.
Pada 2005, Novotna diperkenalkan sebagai salah satu anggota Tennis Hall of Fame.
Selamat jalan, Jana Novotna.
Editor | : | Diya Farida Purnawangsuni |
Sumber | : | bbc.com |
Komentar