Besarnya bangsa Indonesia tak menjamin banyaknya prestasi olahraga yang didapat dan cobalah engok pencapaian negeri ini dalam multievent olahraga kelas dunia. Penulis: Mikhael Gewati
Olimpiade musim panas misalnya. Selama mengikuti pesta olahraga antarnegara di dunia tersebut, Indonesia belum pernah menghuni posisi 20 besar.
Untuk level Asia, pencapaian Indonesia juga tidak terlalu istimewa. Usai pesta olahraga negara-negara se-Asia (Asian Games) di Jakarta tahun 1962, republik ini tak pernah lagi masuk dalam lima besar tabel perolehan medali.
Terakhir pada Asian Games di Incheon, Korea Selatan, tahun 2014, Indonesia hanya menduduki ranking ke-17 klasemen perolehan medali. Total negeri ini mengumpulkan 20 medali yang terdiri dari 4 emas, 5 perak, dan 11 perunggu.
Penurunan prestasi juga terjadi pada ajang olahraga antarnegara di Asia Tenggara (SEA Games) seperti dikutip Bolasport.com dari Kompas.com.
(Baca Juga: BWF Superseries Finals 2017 - Chen Qingchen Kalahkan Tai Tzu Ying sebagai Pemain Putri Terbaik 2017)
Terkini pada SEA Games, Kuala Lumpur, Malaysia, tahun 2017.
Pada event dua tahunan itu, kontingen Indonesia hanya berada di peringkat ke-5. Hasil itu pun menjadi catatan terburuk republik ini selama mengikuti SEA Games.
Capaian-capaian di atas pun kembali memancing pertanyaan, apa untungnya republik ini masuk dalam jajaran empat besar negara berpopulasi terbesar di dunia?
Padahal, seharusnya dengan modal itu, Indonesia mampu melahirkan banyak atlet kelas dunia dan membawa negeri ini bergelimang prestasi pada gelaran multievent internasional. Namun, kenyataannya tidak.
Nah, di tengah-tengah kemarau prestasi olahraga itu, atlet-atlet penyandang disabilitas nasional malah bisa mengharumkan nama Indonesia.
(Baca Juga: Mantan Pemain Real Madrid Menyebut PSM Makassar, Ada Apa Ya ?)
Mereka berhasil membawa Indonesia menjadi juara umum di ASEAN Para Games (APG) Kuala Lumpur, Malaysia, 2017. Pencapaian mereka itu pun menjadi oase prestasi olahraga nasional.
APG merupakan ajang multievent olahraga antarnegara se-Asia Tenggara khusus untuk atlet penyandang disabilitas.
Namun, jangan salah, perjuangan atlet-atlet penyandang disabilitas atau paralimpik untuk bisa berprestasi tidaklah mudah. Butuh kerja keras dan dukungan dari semua pihak agar dapat mewujudkannya.
Lebih lengkap mengenai hal ini, kalian bisa langsung ke laman visual interaktif Penyandang Disabilitas Jadi Oase Olahraga Nasional.
Editor | : | Imadudin Adam |
Sumber | : | kompas.com |
Komentar