Sebuah keributan terjadi di salah satu pertandingan cabang polo air CIMB Niaga Indonesia Aquatic Championship 2017. Penulis: Tjahjo Sasongko
Keributan ini melibatkan pemain tim Sumatera Selatan dan Sulawesi Selatan, Rabu (13/12/2017).
Keributan setelah pertandingan yang berakhir dengan kemenangan Sumsel 13-12 ini sempat menarik perhatian ratusan penonton yang menyaksikan pertandingan di stadion akuatik GBK tersebut.
Para pemain kedua tim sempat menghambur ke tepi kolam namun berhasil dipisahkan oleh ofisial kedua tim.
Keributan berawal dari ketidakpuasan tim Sulsel yang merasa terus dirugikan oleh wasit. Puncaknya menurut mereka adalah terjadinya pelanggaran pemukulan pemain yang menimpa pemain Sulsel.
(Baca Juga: Ketum PP Pelti Baru akan Hadapi Ujian Pertama)
Namun wasit mengatakan tidak melihat kejadian tindak kekerasan tersebut.
Susanana semakin memanas setelah pertandingan usai.
Seorang pemain Sulsel, Fadel yang tampaknya merasa tidak puas berusaha memukul pemain Sumsel dan kembali membuat suasana panas.
Usai keributan, ofisial Sulsel menyesalkan kejadian ini. Andre dari PRSI Sulsel menyebut seharusnya para pemain dan ofisial mampu menahan emosi dan menyadari ini event yang penting.
"Saya katakan, polo air itu olahraga yang penuh dengan emosi. Tetapi saat ini tindak kekerasan sudah diperkecil dengan peraturan dan sanksi yang ketat. Saya katakan kepada anak-anak, emosi boleh tetapi kalau merasa dicurangi ya ajukan protes sesuai jalurnya," kata Andre seperti dikutip Bolasport.com dari Kompas.com.
Andre juga menyesalkan karena ini merupakan test-event panitia penyelenggara Asian Games XIX yang akan berlangsung di Indonesia pada 2018.
"Apalagi ini test-event yang dihadiri para pengawas dari OCA dan federasi polo air Asia, jadi ya kesalahan harus kita minimalkan," lanjutnya.
(Baca Juga: Gila! Kedatangan 3 Pemain Ini, Begini Susunan Skuat Bali United yang Seluruhnya Berisi Pemain Timnas Indonesia!)
Akibat kejadian ini, Fadel terancam larangan bertanding hingga akhir Indonesia Aquatic Championship pada 15 Desember mendatang.
"Bagi kami ini kerugian besar. Karena dia merupakan satu-satunya kiper yang kami bawa ke Jakarta. Tetapi ya itu tadi, kita harus hormati keputusan panitia," kata Andre lagi.
Editor | : | Imadudin Adam |
Sumber | : | kompas.com |
Komentar