Mengalami naik turun performa adalah hal yang wajar terjadi di dunia olahraga yang juga dialami oleh Nozomi Okuhara.
Okuhara sempat mengalami pasang surut prestasi sebelum menyandang gelar juara dunia 2017.
"Setelah saya kehilangan beberapa superseries, olimpiade serta berpikir apa yang sudah saya lakukan dan seharusnya saya lakukan," ujar Okuhara seperti dikutip BolaSport.com dari Badminton Unlimited.
Okuhara tercatat sempat puasa gelar lebih dari setahun sejak All England 2016 (Maret 2016) hingga Australia Open 2017 (Juni 2017).
(Baca Juga: Ini Status Baru Hendra Setiawan Setelah Pulang ke Pelatnas Cipayung)
Pada Olimpiade Rio 2016, langkah Okuhara terhenti di babak semifinal setelah kalah 19-21, 10-21 dari Pusarla V. Sindhu (India).
Cedera lutut sempat menghantui Okuhara sebelum tampil di Olimpiade.
"Jadi saya tidak hanya berpikir soal permainan dan strategi tetapi juga bagaimana saya mengeksekusi rencana tersebut yang telah saya buat dalam benak saya," kata Okuhara menambahkan.
Tekad kuat Okuhara tersebut berbuah hasil di final Kejuaraan Dunia 2017.
Kembali bertemu Sindhu, kali ini Okuhara sukses menang dramatis dengan skor 21-19, 20-22, 22-20 selama 110 menit.
(Baca Juga: Tim Tech 3 Pertimbangkan Pabrikan Asal Austria Jika Cerai dari Yamaha)
Gelar juara dunia tunggal putri dan wild card final superseries 2017 pun sukses disandang pebulu tangkis berusia 22 tahun tersebut.
Namun, cedera kembali membalut Okuhara di akhir tahun 2017 dan membuat wakil Jepang tersebut urung tampil di BWF Superseries Finals 2017.
Editor | : | Ignatius Wijayatmo |
Sumber | : | Badminton Unlimited |
Komentar