Tontowi juga mengaku tidak merasa kecewa pada 2017 karena dia bersama Liliyana membidik gelar pada Indonesia Open dan Kejuaraan Dunia.
"Semoga tidak ada kekecewaan lagi di 2018," kata Tontowi.
Ayah dari Danish Arsenio Ahmad ini kemudian bercerita mengenai kekecewaan terdalamnya saat kalah pada Kejuaraan Dunia 2015 lalu.
"Kalau ditanya yang paling nyesek ya Kejuaraan Dunia 2015. Sudah mau menang, tetapi ternyata belum bisa menang," ujar Tontowi.
Dari berbagai gelar yang sudah didapat, ada satu titel yang belum dikantongi Tontowi/Liliyana yaitu emas Asian Games.
Kejuaraan ini menjadi fokus Tontowi/Liliyana di tahun depan, apalagi Indonesia akan menjadi tuan rumah pesta olahraga se Asia ini.
Pada Asian Games Incheon 2014, Tontowi/Liliyana mendapat medali perak.
"Tahun 2018 ini saya mau juara lagi di All England dan dapat medali emas di Asian Games," tutur Tontowi.
(Baca juga: Agung Seganti dan Shinta Aini Jadi Kapten Tim Pertamina pada Proliga 2018)
"Lawannya itu-itu saja, paling beda partner. Kami mesti lebih siap lagi, pemain selevel kami harus lebih selektif dalam memilih turnamen," ujar Liliyana.
"Agak mikir juga tahun depan ada 12 turnamen yang wajib diikuti, cukup berat buat kami. Kalau ikut saja sih bisa, tetapi bisa nggak hasilnya maksimal?"tutur Liliyana.
Bukan tak mungkin Liliyana akan gantung raket seusai 2018. Menanggapi hal ini, Tontowi mengatakan dirinya harus siap jika ditinggal partnernya tersebut.
Tontowi mengaku harus siap jika Liliyana pensiun karena cepat atau lambat masa tersebut akan segera datang.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | badmintonindonesia.org |
Komentar