Mantan petenis nomor satu dunia asal Inggris, Andy Murray, mengatakan cedera pinggul kanannya memiliki pengaruh terhadap karier tenisnya.
Petenis berusia 30 tahun itu mengalami masalah pinggul pertama kali pada 2008.
Setelah bertahun-tahun lamanya didera cedera, Murray akhirnya memutuskan melakukan operasi.
Meski telah melakukan operasi, peraih medali emas Olimpiade sebanyak dua kali itu mengatakan dia tidak bisa menjadi peringkat nomor satu dunia lagi.
(Baca Juga: Jauh dari Lubuk Hati yang Paling dalam, Kubrat Pulev Masih Ingin Bertarung Melawan Anthony Joshua)
"Dalam hal pendekatan terhadap karier saya, saya pasti akan memutuskan mengikuti lebih sedikit turnamen dari biasanya," kata Murray di rumah sakit beberapa jam setelah operasi dikutip BolaSport.com dari Express.
"Dan itu menjadi ketidakmungkinan bagi saya untuk menjadi nomor satu lagi," sambung Murray.
Ke depannya, Murray akan selalu membuat pertimbangan tentang daftar turnamen yang akan diikutinya sepanjang musim.
"Saya pasti lebih mempertimbangkan jumalah turnamen yang akan diikuti. Saya kemudian akan berfokus untuk mencoba memenangi turnamen-turnamen besar," tutur Murray lagi.
Murray pertama kali menjadi nomor satu dunia pada 2016 usai memenangkan lima turnamen pada Oktober dan November.
(Baca Juga: Ini Deretan Nama Pebulu Tangkis Paling Berjaya di Era Superseries, Salah Satunya Pemain Indonesia)
Musim lalu, Murray harus puas turun peringkat menjadi 19 karena didera cedera terus-menerus.
Pada 2017 terakhir kali bermain pada pertandingan tenis kompetitif adalah di perempat final Wimbledon yang dihelat bulan Juli.
Saat itu, Murray dikalahkan oleh petenis Sam Querrey.
Editor | : | Imadudin Adam |
Sumber | : | express.co.uk |
Komentar