Isu tak sedap mengiringi keikutsertaan petenis putra Serbia, Novak Djokovic, pada turnamen Australian Open 2018 yang berlangsung di Melbourne Park, 15-28 Januari.
Djokovic, yang menjabat sebagai Presiden Dewan Petenis ATP, bersama sejumlah petenis putra lainnya, dirumorkan berencana memboikot Australian Open tahun depan.
Berdasarkan pemberitaan berbagai media, Djokovic ingin melakukan boikot karena tak sepakat dengan kesetaraan nilai hadiah uang antara petenis tunggal putra dan putri pada ajang Grand Slam.
(Baca juga: Roger Federer Belum Memikirkan untuk Pensiun meski Sudah Berusia 36 Tahun)
KAbar tersebut langsung dibantah oleh Djokovic.
Dia mengakui memang ada pertemuan dengan sejumlah petenis tunggal putra, tetapi sama sekali tak membahas soal jumlah hadiah uang.
"Saya melihat bahwa Anda telah menggambarkan saya sebagai orang yang sangat serakah, meminta lebih banyak uang dan ingin melakukan pemboikotan," kata Djokovic yang dilansir BolaSport.com dari Deutsche Welle, Selasa (16/1/2018).
"Apa yang sebenarnya terjadi adalah kami hanya membicarakan topik tertentu. Saya tak berpikir ada yang tidak sehat mengenai hal tersebut," tutur dia menambahkan.
Pada Australia Open 2018, jumlah hadiah pemenang antara petenis tunggal putra dan putri memang sama, yakni 3 juta dolar AS atau Rp 40 miliar.
Petenis tunggal putra asal Jerman, Alexander Zverev, turut dikonfirmasi mengenai rumor soal rencana pemboikotan yang akan dilakukan Djokovic dkk.
Editor | : | Diya Farida Purnawangsuni |
Sumber | : | dw.com |
Komentar