Ihsan Maulana Mustofa merupakan salah satu pebulu tangkis tunggal putra terbaik yang dimiliki oleh Indonesia.
Namun, kariernya sempat terhambat oleh persoalan cedera.
Sederet cedera yang menghantui pada 2017 membuat peringkat Ihsan merosot hingga ke posisi ke-47 dunia.
Padahal, pada September 2016, Ihsan tercatat pernah menduduki peringkat ke-17 dunia.
Posisi tersebut menjadi peringkat tertinggi yang pernah ia capai.
(Baca juga: Indonesia Masters 2018 - Asa Jonatan Christie Pupus di Tangan Son Wan-ho)
Ihsan mengalami cedera engkel, pinggang, dan otot perut.
Hal itu menyebabkan nama Ihsan harus dicoret dari beberapa turnamen 2017 demi memaksimalkan penyembuhan cederanya.
Pemuda kelahiran Tasikmalaya, Jawa Barat 22 tahun itu tak menampik bahwa rentetan cedera yang dialami sedikit memengaruhi mentalnya dalam bertanding.
"Tahun 2017 saya banyak mengalami cedera, sampai empat pertandingan terpaksa harus cancel (batal) semua," kata Ihsan seusai kalah dari Rasmus Genke (Denmark), Rabu (24/1/2018).
"Persoalan cedera itu sedikit berpengaruh kepada mental bertanding. Akan tetapi, sebetulnya cedera nggak bisa dijadikan alasan sih," ucap dia menambahkan.
Tersingkir pada babak pertama Indonesia Masters 2018 tentu menjadi hal yang mengecewakan bagi Ihsan dan para pencinta bulu tangkis nasional.
Ia diharapkan bisa menuai hasil positif di Indonesia setelah membuat kejutan dengan mengalahkan bintang China, Lin Dan, pada ajang Malaysia Masters 2018 pekan lalu.
Ihsan dikalahkan Rasmus, pemain yang baru kali pertama ia hadapi, dengan kedudukan 17-21, 23-21, 21-16.
(Baca juga: Indonesia Masters 2018 - Ihsan Maulana Akui Tampil Kurang Percaya Diri)
Secara permainan, Ihsan menyatakan bahwa lawannya tersebut tak tampil terlalu impresif.
Namun, faktor stamina dan kerap ragu-ragu dalam mengambil keputusan saat di lapangan membuatnya harus tersingkir dini pada Indonesia Masters 2018.
"Sebenernya saya juga ditunggu-tunggu main di Indonesia, tetapi hasilnya kurang memuaskan," kata Ihsan.
"Saya seneng bisa bermain di Istora dan pengin main bagus di sini. Sayangnya nggak sesuai harapan," tutur dia menambahkan.
Editor | : | Diya Farida Purnawangsuni |
Sumber | : | - |
Komentar