Perubahan aturan di tubuh Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) ternyata bukan tanpa alasan.
Ketatnya aturan BWF yang mengharuskan para pemain top dunia bermain minimal 12 turnamen memiliki misi tersembunyi.
Menurut mantan anggota dewan BWF, Lawrence Chew, ada banyak faktor yang dipertimbangkan tentang perubahan peraturan.
"Saya paham jika BWF telah mengambil posisi soal hal tersebut," ujar Chew seperti dikutip BolaSport.com dari The Star.
"BWF berusaha melindungi properti mereka dan para atlet mencoba mendapat lebih banyak pemasukan," ujarnya.
(Baca Juga: Vinales Tidak Yakin Zarco Akan Bantu Yamaha jika Dapat Motor Pabrikan)
Selama ini, para pemain top dunia selain mengikuti turnamen resmi BWF juga mengikuti liga domestik di beberapa negara.
Salah satu liga domestik yang diikuti banyak pemain besar dunia adalah Badminton Premier League di India.
Tercatat pemain seperti Carolina Marin (Spanyol), Tai Tzu Ying (Taiwan), dan Viktor Axelsen (Denmark) berpartisipasi dalam turnamen tersebut.
"Para pemain bermain di liga yang menyediakan hadiah lebih besar. BWF tidak dapat menghentikan mereka untuk bermain di liga, tetapi mereka dapat memaksakan aturan pada pemain untuk bermain di turnamen mereka sendiri," kata Chew menambahkan.
(Baca Juga: Jakarta Popsivo Raih Poin Penuh pada Seri Ke-2 Proliga 2018)
Menurut aturan BWF yang berlaku mulai 2018 ini setiap pemain 15 besar dunia sektor tunggal dan 10 besar sektor ganda harus mengikuti minimal 12 pertandingan setahun.
Hal ini tentu akan berdampak kepada kondisi fisik pemain yang terkuras karena padatnya jadwal turnamen yang harus mereka ikuti.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | Thestar.com.my |
Komentar