Baca berita tanpa iklan. Gabung Bolasport.com+

Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Reaksi FIFA soal Fenomena Super Blue Blood Moon

By Lola June A Sinaga - Rabu, 31 Januari 2018 | 22:11 WIB
Penampakan indah menjelang peristiwa langka Super Blue Blood Moon di atas tiang gawang.
TWITTER.COM/FIFACOM
Penampakan indah menjelang peristiwa langka Super Blue Blood Moon di atas tiang gawang.

Fenomena Super Blue blood Moon atau gerhana bulan total (GBT) tengah menjadi perbincangan hangat.

Pasalnya fenomena ini terakhir kali terjadi pada 150 tahun lalu.

Fenomena langka ini ternyata juga menjadi perhatian badan tertinggi sepak bola dunia, FIFA.

Melalui Twitter resminya, FIFA memposting foto bulang yang tengah megalami gerhana bulan separuh .

"Setiap pertandingan hari ini bisa mengharapkan penonton spesial," tulis akun Twitter FIFA.

(Baca Juga: Maret 2018, Lionel Messi Dikabarkan Merumput di Stadion Manchester City)

Indonesia adalah salah satu negara beruntung yang bisa menyaksikan proses gerhana bulan ini.

Tahukah Anda bahwa fenomena Super Blue Blood Moon, menurut perhitungan hanya terjadi 0,042 persen dari keseluruhan purnama atau hanya sekali dalam 2.380 kali purnama (satu kali dalam 192 tahun)?


Super Blue Blood Moon(DOKUMENTASI NASA)

Berikut adalah beberapa hal yang perlu Anda simak dan ketahui saat menyaksikan fenomena menakjubkan tersebut:

1. Nama Super Blue Blood Moon atau Gerhana Bulan Total (GBT) Perige

Super blue blood moon sendiri adalah julukan yang diberikan oleh Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA). Hal itu lantaran ada tiga fenomena yang terjadi dalam satu waktu bersamaan.

Mereka adalah super moon yang menandakan bulan berada di posisi sangat dekat dengan bumi, blue moon yang menandakan ini adalah bulan purnama kedua dalam satu bulan, dan blood moon yang menandakan bulan memancarkan warna merah darah.

Namun, terjadi perdebatan dalam penggunaan istilah tersebut. Hal itu dilandasi oleh perbedaan cuaca dan wilayah yang sangat mungkin membuat citra bulan nanti malam terlihat berbeda di beberapa wilayah.

Rukman Nugraha, peneliti dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), menyarankan untuk menyebut fenomena malam INI sebagai GBT perige saja.

"Memang terjadi gerhana bulan total saat bulan berada di posisi terdekatnya dengan bumi (perige)."

"Blue moon-nya? Terserah saja (mau disebut apa). Blue moon, green moon, bulan-bulanan juga boleh kok," tulis Rukman lewat laman Facebook-nya.

2. Waktu dan Tempat Terbaik Menonton Fenomena Ini di Indonesia

Menurut BMKG, gerhana bulan akan mulai terjadi pada pukul 17.49 WIB dan masuk gerhana total pukul 19.51 WIB.

Puncak gerhana akan terjadi pada pukul 20.29 WIB dan gerhana total berakhir pada pukul 21.08 WIB.

Seluruh wilayah Indonesia pada dasarnya dapat menyaksikan fenomena Super Blue Blood Moon ini asalkan langit malam cerah.

Selain itu, bila langit cerah, BMKG memperkirakan wilayah Indonesia bagian tengah dan timur dapat menikmati seluruh fase gerhana bulan.

3. Cara Menikmati dan Mengabadikan Momen

Fenomena super blue blood moon atau GBT perige dapat diamati dengan mata telanjang.

Jika Anda ingin mengabadikan momen nanti malam, alangkah baiknya untuk mempersiapkan kamera DSLR dengan lensa telefoto berukuran 300 mm atau menggunakan telescope-ring adapter untuk menyambungkannya ke kamera.

Selain itu, kamera smartphone yang ditambah adapter untuk memperbesar gambar juga bisa menjadi solusi.

Akan lebih bagus lagi jika fenomena nanti malam dibidik dengan menggunakan kolase berurutan dari awal masuk gerhana total, puncak gerhana, hingga akhir gerhana.

4. Waspadai akibat Super Blue Blood Moon

BMKG mengimbau sejak beberapa hari lalu agar daerah yang berada di dekat pelabuhan maupun pesisir meningkatkan kewaspadaan.

Sebab, posisi bumi yang sejajar dengan matahari dan bulan mengakibatkan gravitasi bulan dan matahari tenrintegrasi, sehingga pasang air laut menjadi maksimal.

Perubahan muka air laut tersebut akan terjadi di sejumlah tempat, antara lain di Sumatra Utara, Sumatra Barat, selatan Lampung, utara Jakarta, utara Jawa Tengah, utara Jawa Timur, dan Kalimantan Barat.

"Kami minta untuk diwaspadai karena fenomena super blue blood moon dapat mengganggu transportasi akibat adanya rob atau pasang maksimum, dan juga dapat mengganggu aktivitas petani garam, perikanan darat, serta kegiatan bongkar muat di pelabuhan," ujar Kepala BMKG Dwikorita Karnawati.

5. Indonesia Beruntung Bisa Menikmati Super Blue Blood Moon

Beberapa bagian dunia tidak bisa secara langsung menyaksikan peristiwa astronomi spektakuler tersebut. London dan Afrika Selatan, misalnya, tidak kebagian jatah melihat super blue blood moon sedikit pun.

Ada pula negara yang justru menikmati fenomena ini bukan pada malam hari, melainkan pada pagi hari, seperti bagian barat Amerika Utara, Alaska, dan Kepulauan Hawaii.

Nah, Indonesia dan beberapa negara di Timur Tengah, Asia, Rusia Timur, Australia, dan Selandia Baru termasuk yang beruntung karena bisa menyaksikan fenomena ini secara maksimal.

6. Manfaat Super Blue Blood Moon untuk Ilmuwan

Mutoha Arkanuddin, astronom amatir dari Jogja Astro Club, mengatakan kepada Kompas.com, Rabu (31/1/2018), bahwa ada banyak manfaat yang bisa digali dari fenomena nanti malam.

Hal itu antara lain pengukuran skala Danjon untuk warna gerhana, mengetahui seberapa dekat jarak faktual antara bumi dan bulan saat fase gerhana total terjadi, meninjau delta-T, yakni selisih antara waktu terhitung dan waktu faktual, juga untuk mengamati perilaku binatang malam.

"Juga dapat dilakukan penelitian tentang permukaan bulan saat gerhana karena bulan mengalami perubahan temperatur yang sangat cepat saat gerhana. Kita bisa tahu apa dampaknya terhadap geologi bulan itu sendiri," ujarnya.

7. Tak Hanya Super Blue Blood Moon yang Terlihat di Langit 

Mutoha pun berkata bahwa jika langit cerah, sejumlah benda langit lain juga dapat terlihat.

"Di bagian langit sisi timur, kita bisa lihat Sirius, si bintang paling terang. Lalu, Pollux-Castor bintang di rasi Gemini, Canopus, Capella, juga Aldebaran," kata Mutoha, Selasa (30/1/2018).

Mutoha menambahkan, rasi Orion atau Waluku juga terlihat dengan formasi bintangnya 2-3-2, artinya 3 bintang, yaitu Mintaka-Alnilam-Alnitak, diapit 2 bintang di sebelah kiri Bellatrix-Betegeuse, dan 2 bintang di kanan Rigel-Saiph.

Sementara itu, jumlah bintang di langit barat tak banyak yang bisa dilihat karena pengaruh cahaya bulan.

Dia menambahkan, milky way atau sabuk galaksi bimasakti mungkin bisa terlihat di atas posisi bulan yang membentang dari selatan ke utara melewati rasi bintang Orion.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P

Editor : Taufik Batubara
Sumber : kompas.com, Twitter.com/FIFAcom
REKOMENDASI HARI INI

Membandingkan Diri dengan Valentino Rossi dan Marc Marquez Cuma Membawa Petaka untuk Pembalap MotoGP Lainnya

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Klasemen

Klub
D
P
1
Liverpool
12
31
2
Man City
12
23
3
Chelsea
12
22
4
Arsenal
12
22
5
Brighton
12
22
6
Tottenham
12
19
7
Nottm Forest
12
19
8
Aston Villa
12
19
9
Newcastle
11
18
10
Fulham
12
18
Klub
D
P
1
Persebaya
11
24
2
Persib
11
23
3
Borneo
11
21
4
Bali United
11
20
5
Persija Jakarta
11
18
6
PSM
11
18
7
PSBS Biak
11
18
8
Arema
11
18
9
Persita
11
18
10
Persik
11
15
Klub
D
P
1
Barcelona
14
34
2
Real Madrid
13
30
3
Atlético Madrid
14
29
4
Villarreal
13
25
5
Athletic Club
14
23
6
Osasuna
14
22
7
Girona
14
21
8
Mallorca
14
21
9
Real Betis
14
20
10
Real Sociedad
14
18
Klub
D
P
1
Napoli
13
29
2
Atalanta
13
28
3
Inter
13
28
4
Fiorentina
13
28
5
Lazio
13
28
6
Juventus
13
25
7
Milan
12
19
8
Bologna
12
18
9
Udinese
12
16
10
Empoli
12
15
Pos
Pembalap
Poin
1
J. Martin
404
2
F. Bagnaia
388
3
M. Marquez
320
4
E. Bastianini
320
5
B. Binder
183
6
P. Acosta
181
7
M. Viñales
163
8
F. Morbidelli
140
9
F. Di Giannantonio
139
10
A. Espargaro
136