Sejumlah petinju nasional menyampaikan keluhan mereka terkait penyelenggaraan test event Asian Games 2018.
Keluhan yang disampaikan yakni soal sistem transportasi dari Wisma Atlet Kemayoran, serta pendapat terkait suhu pendingin udara di JIExpo Kemayoran.
Soal transportasi dibahas oleh petinju kelas 46-49 kg putra asal Atambua, Nusa Tenggara Barat, Mario Blasius Kali.
(Baca juga: Test Event Asian Games 2018 - Dua Petinju Indonesia Sukses Tembus Partai Final)
Pemuda 23 tahun itu menilai sistem transportasi bus (shuttle bus) yang mengangkut atlet dari wisma ke venue kurang efektif.
Mario mengungkapkan masih terjadi keterlambatan karena bus harus antre di wisma.
"Untuk Asian Games nanti sebaiknya panitia memberikan kendaraan ke masing-masing cabor agar lebih cepat sampai ke venue," kata Mario kepada BolaSport.com, di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Rabu (14/2/2018).
"Pakai shuttle bus agak ribet. Kami mesti tunggu karena bus antar-jemput yang lain dulu. Kami butuh cepat," tutur dia.
Mario khawatir terlambat melakukan sesi timbang badan sehingga bisa berujung kepada diskualifikasi.
"Saya menyarankan demikian untuk jaga-jaga supaya tak terjadi hal seperti itu," ujar Mario.
Keluhan lain soal suhu pendingin udara disampaikan oleh Christina Marwam Jembay (kelas 54-57 kg putri).
Christina berpendapat AC venue tinju di JIExpo Kemayoran, Jakarta, terlalu dingin dan berdampak kepada performanya.
(Baca juga: Test Event Asian Games 2018 - Tim Atletik Indonesia Ingin Berlatih di SUGBK)
"Venue tinju ini bagus, tetapi kami agak sedikit kedinginan saat berada di atas ring," ucap Christina.
"Kondisi itu menguntungkan petinju dari negara bersuhu dingin. Jadi, kalau bisa suhunya dikurangi," tutur dia menambahkan.
Terlepas dari keluhan tersebut, Indonesia mampu meloloskan dua petinju ke babak final test event.
Dua petinju tersebut adalah Mario dan Grece Savon Simangunsong (kelas 69 kg putra).
Editor | : | Diya Farida Purnawangsuni |
Sumber | : | - |
Komentar