Pebalap tim Movistar Yamaha, Valentino Rossi, boleh saja disebut sebagai pebalap tersukses dalam gelaran MotoGP saat ini.
Meskipun demikian, pebalap peraih sembilan kali juara dunia itu bukan merupakan pebalap MotoGP dengan gaji tertinggi untuk musim balapan tahun ini.
Selain gaji tentang pebalap MotoGP, ada pula berita tentang penolakan seorang pemain bulu tangkis tentang sistem skor pertandingan bulu tangkis.
Dikutip BolaSport.com dari berbagai sumber, berikut adalah lima berita terpopuler kanal Olimpik pada Rabu (21/2/2018).
1. Inilah Daftar Gaji Tertinggi Pebalap MotoGP 2018, Bukan Valentino Rossi yang Pertama
Dilansir BolaSport.com dari Express, pebalap pemilik gaji tertinggi untuk gelaran MotoGP musim 2018 disandang oleh Marc Marquez (Repsol Honda).
Pebalap peraih enam kali juara dunia itu mendapat bayaran sebesar 11,5 juta Dolar AS, atau senilai 153 miliar Rupiah.
Posisi enam besar pebalap dengan gaji tertinggi di kelas MotoGP menjadi milik tim Repsol Honda, Movistar Yamaha, dan Ducati.
Satu tingkat di bawah Marquez, barulah Rossi dengan gaji sebesar 10 juta Dolar AS atau setara dengan Rp 136 miliar.
2. BREAKING NEWS - Murid Valentino Rossi Pastikan Tempat di MotoGP Tahun Depan
Salah satu pebalap berstatus rookie (debutan) telah mengamankan tempat di kelas MotoGP musim 2019 meski kejuaraan musim ini belum resmi dimulai.
Pebalap dari kelas Moto2, Francesco Bagnaia, dipastikan akan menjadi pebalap tim Pramac Racing pada musim 2019.
Bagnaia, yang berusia 21 tahun, akan membela tim satelit Ducati itu pada ajang MotoGP musim 2019 hingga 2020.
3. Sistem Skor Bulu Tangkis akan Diubah, Pemain Ini Ajukan Penolakan
Beberapa bulan setelah memperkenalkan sistem kalender World Tour, Federasi Bulu Tangkis Dunia (Badminton World Federation/BWF) saat ini berencana untuk memperkenalkan sistem penilaian pertandingan terbaru.
Sejak 2006 hingga saat ini, format skor yang diterapkan pada pertandingan bulu tangkis adalah 21x3 (best of three).
Dua belas tahun sejak diterapkan, BWF menilai format skor tersebut membuat pertandingan berjalan terlalu lama.
Berkat kerja sama dengan pihak televisi di beberapa negara, BWF pun mulai bereksperimen dengan sistem penilaian 11x5 (best of five) sejak 2014 di berbagai turnamen.
Setelah melakukan berbagai eksperimen tersebut, BWF pun akan melakukan Rapat Umum Tahunan BWF untuk membahas perubahan ini dan dijadwalkan digelar di Bangkok, Thailand, 19 Mei 2018.
Terkait perubahan aturan tersebut, salah satu pemain bulu tangkis India, Kidambi Srikanth, angkat bicara.
"Saya secara pribadi belum mencoba format 11. Sistem poin 21 bekerja baik untuk saya dan saya ingin terus dipertahankan," lanjut tunggal putra India berusia 24 tahun itu.
4. Tim Putra Thailand Jadi Underdog pada Piala Thomas 2018 karena Alasan Ini
Sekertaris Asosiasi Bulu Tangkis Malaysia (BAM), Datuk Ng Chin Chai, mengatakan tim putra Thailand akan menjadi underdog pada perhelatan Piala Thomas 2018.
Sebagai tuan rumah, tim putra Thailand mengantongi tiket ke putaran final Piala Thomas yang akan digelar di Bangkok, 20-27 Mei 2018.
"Thiland akan menjadi underdog di putaran final berdasarkan kekuatan seimbang mereka, baik di nomor tunggal maupun di nomor ganda," kata Ng dikutip BolaSport.com dari The Star.
5. Jelang Piala Uber 2018, China Sadar Kekuatan Sektor Putri dan Bayang-bayang Skuat Terbaik Jepang
idak lagi mendominasi bulu tangkis putri dunia membuat timnas China waswas jelang Asian Games 2018.
"Secara umum, kami tidak lagi mendominasi tim-tim lain seperti dahulu kala," ujar Jia seperti dikutip BolaSport.com dari Badminton Unlimited.
Hal tersebut diungkapkan oleh Jia Yifan yang mengaku jika target pada 2018 salah satunya adalah mempertahankan juara yang diraih di Piala Uber 2016.
"Namun, tentu itu bukan perkara mudah karena lawan kami adalah para pemain top dunia," kata Jia melanjutkan.
Pemain yang berpasangan dengan Chen Qingchen tersebut sadar bahwa peta kekuatan tim putri dunia kini merata.
Editor | : | Imadudin Adam |
Sumber | : | Berbagai sumber |
Komentar