Persidangan masalah dua pemain independen Malaysia yang diduga terlibat kasus pengaturan skor (match fixing) telah memasuki babak selanjutnya.
Sebelumnya, Federasi Bulu Tangkis Dunia (Badminton World Federation/BWF) telah menggelar persidangan selama dua hari di Singapura, 26-27 Februari 2018.
Di hari pertama sidang tersebut, BWF memaparkan hasil temuan dan penyelidikannya mengenai kasus ini.
Sementara di hari kedua, giliran para tersangka dibantu oleh pengacara masing-masing untuk mengeluarkan pembelaan.
(Baca Juga: Bukan China, Ini 3 Negara yang Bikin Malaysia Waspada di Piala Thomas 2018)
Setelah sidang telah selesai digelar, kini publik tengah menunggu keputusan akhir tentang dua pemain tersebut.
Jika terbukti tidak bersalah, semua tuduhan akan dihilangkan, sedangkan jika memang bersalah, keduanya bisa dikenai sanksi dilarang bermain bulu tangkis secara profesional seumur hidup.
Terkait pembuatan keputusan, beragam pendapat muncul.
Karena kasus ini merupakan kali pertama muncul, lama waktu yang dibutuhkan BWF untuk membuat keputusan dapat didasarkan pada kecenderungan mereka dalam membuat keputusan-keputusan sebelumnya.
Dikutip BolaSport.com dari The Star, tren masa lalu menunjukkan bahwa BWF tidak perlu waktu lama sebelum mengambil keputusan, rata-rata dua minggu.
Dalam kasus doping menyangkut pebulu tangkis tunggal putra Malaysia, Lee Chong Wei, BWF mengambil waktu 16 hari sebelum membuat keputusan resmi setelah persidangan digelar di Amsterdam, Belanda, pada 11 April 2015.
Atas pelanggaran tersebut, Lee mendapat sanksi berupa 8 bulan masa penangguhan untuk bermain bulu tangkis.
Kasus lain bahkan keputusannya dijatuhkan dalam tempo yang lebih singkat.
Untuk kasus doping pebulu tangkis Korea Selatan, Lee Yong-dae dan Kim Ki-jung, hanya butuh waktu 10 hari.
Sidang Lee dan Kim dilakukan pada 13 Januari 2014 dan panel membuat keputusan pada 23 januari 2014 dengan memberi sanksi keduanya larangan bermain selama satu tahun.
Di China, kasus pelanggaran doping yang pernah dilakukan, Yu Xiaohan, persidangan dilakukan pada 30 Januari 2016 dan panel menjatuhi hukuman pelarangan bermain bulu tangkis selama tujuh bulan.
Keputusan masalah Yu dibuat dalam waktu 11 hari.
(Baca Juga: Pelatih Kepala Nasional Malaysia Keteteran Menangani 12 Ganda Putra)
Mantan juara dunia dari Thailand, Ratchanok Intanon, juga pernah terbelit kasus doping pada 2016.
Persidangan kasus Ratchanok digelar 16 Juli 2016 dan sehari kemudian, panel sudah membuat keputusan bahwa pemain tunggal putri itu tidak melanggar peraturan anti-doping dan membebaskannya dari segala tuduhan.
Melihat berbagai macam kasus yang pernah terjadi di olahraga bulu tangkis, banyak pihak yang mengharapkan agar kasus pmatch fixing yang melibatkan dua pemain Malaysia bisa segera menemui titik temu.
Editor | : | Imadudin Adam |
Sumber | : | Thestar.com.my |
Komentar