Asosisasi Bulu Tangkis Malaysia (BAM) hingga saat ini masih mengurus surat hukum untuk meminta keterangan kepada Federasi Bulu Tangkis Dunia (Badminton World Federation/BWF).
Surat tersebut dibuat atas sikap BWF yang melarang perwakilan BAM, Jadadish Chandra, untuk menghadiri persidangan hari kedua kasus pengaturan skor (match fixing) yang melibatkan dua pebulu tangkis Malaysia.
Pada hari pertama persidangan, Jadadish masih diperbolehkan untuk mengikuti proses kesaksian para penyelidik BWF.
Namun, di hari kedua, saat agendanya mendengarkan pendapat dua tersangka, mendadak Jadadish dilarang mengikuti.
(Baca Juga: Daya Pikat Atlet Sumo yang Satu Ini Tidak Bisa Ditolak, Pantas Istrinya Cantik-cantik)
"Kami masih dalam proses penyusunan surat karena kami harus melihat masalah hukum," kata Presiden BAM Datuk Seri Norza Zakaria dilansir BolaSport.com dari The Star.
"Pada dasarnya, kami mempertanyakan keabsahan mereka mendepak perwakilan kami selama persidangan," tutur Norza.
Menurut Norza, pelarangan seharusnya dibuat tidak mendadak. Namun, karena sebuah alasan yang tidak pasti, BWF melarang Jadadish sebelum hari kedua persidangan dimulai.
"Jadi, kami hanya ingin mengetahui dan mempertanyakan hak kami dan mencari penjelasan dari BWF," ujar Norza.
Di tengah hiruk-pikuk masalah pengaturan skor yang tak kunjung selesai, Norza menambahkan BAM mendapat suntikan dana dari sponsor.
BAM berhasil memperoleh dana segar dari 100Plus dalam perpanjangan kontrak sponshorship.
Dari perpanjangan kontrak itu, BAM menerima kesepakatan baru senilai RM 1,7 juta atau setara dengan Rp 5,9 miliar selama dua tahun.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | Thestar.com.my |
Komentar