Pebulu tangkis tunggal putra Indonesia, Anthony Sinisuka Ginting, mengakui mendapat keuntungan dari cedera yang dialami lawan-lawannya di turnamen German Open 2018.
Sejak babak pertama hingga babak kedua, Anthony selalu meraih kemenangan karena lawan-lawannya tidak bisa menyelesaikan pertandingan hingga tuntas.
Pada pertandingan babak pertama yang digelar di Mulheim an der Ruhr, Jerman, Rabu (7/3/2018), pemain Denmark, Kim Bruun, tidak dapat menlanjutkan pertandingan melawan Anthony kala memimpin 21-14, 2-1 di gim kedua pada menit ke-27.
Bruun mengalami cedera otot paha kanan, meskipun sudah mendapat bantuan dari dokter pertandinga, dia tetap tidak bisa terus bermain.
(Baca Juga: German Open 2018 - 70 Persen Wakil Malaysia Gugur pada Babak Pertama, Salah Satunya karena Pemain Indonesia)
Hal yang sama terjadi dengan Huan Yuxiang, pemain asal China yang dihadapi Anthony di babak kedua, Kamis (8/3/2018).
Huang mengalami cedera pinggang yang diduga di dapatnya saat akhir gim pertama, di mana dia terjatuh saat mengambil shuttlecock yang diarahkan Anthoy di tempat yang sulit terjangkau.
Anthony pun meraih kemenangan di babak kedua dengan skor 21-15, 5-3, saat pertandingan baru berlangsung di menit ke-27.
"Ada juga keuntungannya, cuma sebenarnya saya masih ingin bermain karena mau sekalian adaptasi untuk pertandingan selanjutnya," kata Anthony mengomentari dua keberuntungan beruntunnya dikutip BolaSport.com dari Badminton Indonesia.
"Penampilan saya hari ini sudah lebih baik dari kemarin, dari pergerakan kaki, stroke, semua cukup baik. Tetapi ya itu tadi, saya masih mau main," sambung Anthony.
(Baca Juga:Presiden UFC: Conor McGregor Hanya Menginginkan Gelar Bukan Mempertahankannya)
Setelah meraih dua kemenangan itu, Anthony berhak melaju ke partai perempat final.
Di babak delapan besar, pemain Indonesia berusia 21 tahun itu akan ditantang wakil China yang menjadi unggulan ketiga, Shi Yuqi.
Laga perempat final antara Anthony melawan Shi akan digelar pada Jumat (9/3/2018).
Editor | : | Imadudin Adam |
Sumber | : | badmintonindonesia.org |
Komentar