Persoalan mentalitas menjadi fokus klub Merpati Bali pada kompetisi bola basket putri Srikandi Cup musim 2017-2018.
Dari dua seri Srikandi Cup 2017-2018 yang telah berlangsung, Merpati Bali selalu menelan kekalahan dari Surabaya Fever pada laga final.
Menurut Asisten Pelatih Merpati Bali, Muflih Farhan, dua kekalahan dari Surabaya Fever diyakini karena faktor non-teknis.
"Kami sudah evaluasi dari dua seri, dan kami menemukan masalah yang sama," ujar Muflih saat ditemui di Jakarta, Senin (12/3/2018).
"Masalah paling fatal dan paling dasar itu adalah mental pemain. Pemain kami rata-rata muda. Kami ada 8 orang kelahiran 1998, dan 5 orang tahun 2000. Mental itu harus dibenahi," ucap dia menegaskan.
(Baca Juga: LA Lakers Berhasil Redam Perlawanan Cleveland Cavaliers)
Dalam mengatasi persoalan itu, Merpati Bali menerapkan latihan bersama pebasket putra dari kelompok umur U-16, U-17, dan U-18.
Cara tersebut dinilai efektif untuk memecahkan permasalahan mental agar Merpati Bali bisa tampil optimal pada seri ke-3 Srikandi Cup.
"Kami bikin simulasi game di latihan. Nanti mereka cari solusi ketika leading harus bagaimana, dan kalau kalah jauh bagaimana, mereka diajari menyelesaikan masalahnya sendiri," kata Muflih.
"Sebulan ini kami sudah ada tujuh kali sparring, semuanya dengan atlet putra," tutur dia menambahkan.
Pada seri ke-3 Srikandi Cup musim ini, Merpati Bali tergabung di pool B bersama Tenaga Baru Pontianak, Generasi Muda Cirebon, dan Tanago Friesian.
Seri ke-3 akan berlangsung di GOR Lokasari, Jakarta, pada 19-24 Maret 2018 mendatang.
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar