Asisten pelatih ganda campuran Indonesia, Vita Marissa, menyebut ada sisi baik dan buruk dari tersingkirnya Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir pada babak kedua All England Open 2018.
Pada ajang tersebut, Tontowi/Liliyana disingkirkan oleh junior mereka di pelatnas, Hafiz Faizal/Gloria Emanuelle Widjaja, dengan skor ketat 21-18, 15-21, 29-30.
Hasil itu ditanggapi Vita secara beragam. Di satu sisi, ia memuji peningkatan yang ditunjukkan Hafiz/Gloria.
(Baca juga: Marcus/Kevin Bisa Susul Ganda Putra Tersukses Indonesia pada Turnamen All England Open)
Namun di sisi yang lain, Vita menilai bahwa Tontowi/Liliyana perlu memperbaiki performa mereka.
"Owi/Butet (Tontowi/Liliyana) memang kalah dengan juniornya kemarin. Ada sisi baik dan buruknya," kata Vita saat dihubungi B via telepon.
"Sisi baiknya, Hafiz/Gloria sudah matang. Kalau Owi/Butet karena bermain dengan teman sendiri, jadi memang agak sulit karena setiap hari kami latihan bareng," ucap dia.
Secara keseluruhan, Vita mengakui hasil yang dicapai sektor ganda campuran pada All England Open 2018 tidak memenuhi ekspekstasi.
Dari tiga pasangan yang diturunkan yakni Tontowi/Liliyana, Hafiz/Gloria, dan Praveen Jordan/Debby Susanto, tak ada satu pun yang lolos ke semifinal.
(Baca juga: Jelang Pertarungan Lawan Anthony Joshua, Joseph Parker Ucapkan Sumpah Seperti Ini)
Pada perempat final, Hafiz/Gloria dikalahkan Zhang Nan/Li Yunhui (China), sedangkan dan Praveen/Debby ditaklukkan Mathias Christiansen/Christinna Pedersen (Denmark).
"Poinnya kedepan adalah kami harus bekerja keras lagi," ujar Vita menegaskan.
"Menurut saya, pada All England kali ini, patokan keberhasilan bagi kami adalah kemenangan. Maka dari itu, butuh proses yang tak instan," ujar Vita.
Pada All England Open 2018, Indonesia meraih gelar melalui pasangan ganda putra Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar