Turnamen All England Open 2018 yang telah selesai digelar di Birmingham, Inggris, 14-18 Maret lalu, membuktikan satu hal, nomor ganda masih menjadi andalan bulu tangkis Indonesia untuk berprestasi di kancah internasional.
Berdasarkan statistik yang dikumpulkan BolaSport.com, pada turnamen bulu tangkis tertua di dunia itu, sektor ganda putra menyumbang gelar terbanyak jika dibandingkan dengan nomor-nomor yang lain.
Tercatat, sektor ganda putra Indonesia telah mempersembahkan dua puluh gelar.
Di sektor tunggal tunggal putra, Indonesia telah mengoleksi lima belas gelar.
(Baca Juga: Menyewa Pelatih Legenda China Jadi Opsi BAM untuk Memperbaiki Prestasi Bulu Tangkis Malaysia)
Disusul kemudian sektor ganda campuran dengan perolehan lima gelar.
Setelah ganda campuran, berikutnya adalah tunggal putri yang mendulang empat gelar dan terakhir adalah ganda putri dengan perolehan dua gelar.
Selain dilihat dari raihan gelar yang berhasil dicapai, jika dilihat dari waktu terakhir kali memperoleh gelar, dapat dibilang sektor ganda putra dan ganda campuranlah yang menyelamatkan nama Indonesia.
Setelah pasangan ganda campuran Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir dan Praveen Jordan/Debby Susanto, hanya Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo yang sukses menjadi juru selamat Indonesia di turnamen All England.
Sementara itu, untuk nomor-nomor yang lain masih terlihat belum menampakkan hasil.
Di sektor tunggal putri, misalnya, setelah generasi Susy Susanti, belum ada pemain putri Indonesia yang bisa berjaya di All England.
Padahal, kali terakhir Susy menjuarai All England Open sudah sangat lama sekali, yakni pada tahun 1994.
Contoh lainnya juga adalah di sektor tunggal putra.
Di sektor ini, Indonesia yang bertumpu pada Anthony Sinisuka Ginting dan Jonatan Christie, masih harus menunggu keduanya agar bisa stabil dan konsistensi.
Editor | : | Imadudin Adam |
Sumber | : | Berbagai sumber |
Komentar