Panitia Pelaksana Asian Games 2018 (Inasgoc) menggencarkan kampanye dampak buruk atau ancaman ambush marketing pada ajang olahraga multi-event tingkat Asia tersebut.
Ambush marketing adalah strategi pemasaran sebuah perusahaan atau merek yang mencoba mengaitkan diri ke suatu objek, dalam hal ini Asian Games 2018, tanpa membayar atau tidak memiliki hak sponsorship.
Dengan demikian, segala hal yang berkaitan dengan Asian Games 2018, seperti logo, slogan, hingga maskot cuma boleh digunakan oleh para sponsor resmi.
Salah satu langkah Inasgoc dalam mengampanyekan dampak buruk ambush marketing yakni dengan menggelar seminar di Hotel Haris, FX Building, Sudirman, Jakarta, Senin (26/3/2018).
"Di sini kami bukan ingin menghakimi, tetapi berniat mengedukasi karena terus terang bangsa kita ini belum siap atau belum tahu dengan hal-hal seperti itu," kata Hasani Abdulgani selaku Direktur Revenue Inasgoc.
"Kalau dari imbauan untuk menghargai hak kekayaan intelektual dilanggar, terpaksa kami melakukan tindakan berikutnya. Inasgoc dalam hal ini akan bekerja dengan kepolisian," tutur dia.
Hasani menyebutkan ada beberapa ambush marketing Asian Games 2018 yang sudah terjadi, salah satunya di kawasan Sumatera Selatan.
Di sana terdapat sebuah perusahaan swasta yang bukan sponsor resmi Asian Games 2018, tetapi memajang baliho dengan menuliskan kalimat dukungan terhadap ajang multi-event tersebut.
Aksi "curi-curi" tersebut menjadi ancaman bagi Inasgoc selaku penyelenggara karena merugikan komitmen terhadap sponsor-sponsor resmi Asian Games 2018.
"Kami ingin mengedukasi publik dan pemilik perusahaan. Intinya, dari Asian Games 2018 ini, kami juga ingin adanya legacy supaya masyarakat teredukasi dengan hal-hal seperti ini. Sebab, olahraga itu tak terlepas dari industri atau bisnis," tutur dia.
Hasani menegaskan, bagi pedagang atau perusahaan yang ingin memanfaatkan momen Asian Games 2018 untuk kepentingan komersil, bisa menghubungi pihak Inasgoc.
Editor | : | Diya Farida Purnawangsuni |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar