Latihan sudah dilakukan oleh Tim Gulat Kadet dan Yunior Indonesia yang diterjunkan di Kejuaraan Gulat Kadet & Yunior ASEAN XI-2018, Rayong, Thailand, Selasa, (3/4/2018).
"Latihan di matras," ungkap Fathur Rahman, manajer Timnas Gulat Indonesia seperti dikutip Bolasport.com dari Tribunnews.com.
Fathur Rahman, yang adalah salah satu pelatih timnas gulat untuk Asian Games 2018, mendampingi 17 pegulat kadet dan yunior dari Jatim (13), Banten (1), dan Jateng (3) beserta tiga ofisial lain dan dua wasit.
Kejuaraan Gulat Kadet & Yunior ASEAN XI-2018 digelar mulai Rabu, (4/8/2018) hingga Sabtu, (7/4/2018) di Rayong, salah satu kota pantai di selatan Thailand.
Ke-17 pegulat yang diterjunkan di Kejuaraan Kadet & Yunior ASEAN ke-11-2018 ini adalah Mutiara Ayuningtyas (Jatim), Supriono (Jatim), Rachmat Hadi Wijaya (Jatim), Varadisa Septi Putri Hidayat (Jatim), Iin Wijayanti (Jatim), Afriya Kurniawati (Jatim), Dhida Wahyu Nusantara (Jatim), Zahwan Hanif (Jatim), Ari Akbar Rahmandani (Jatim), Syahril Anam (Jatim), Siti Aminah (Jatim), Candra Marmar (Jatim), Sholli (Jatim), Fauzul Adim (Banten), Siti Aliyah (Jateng), Khoiril Mustakul Huda (Jateng), dan Rachmad Adila (Jateng).
Mutiara Ayuningtyas adalah satu-satunya pegulat Pelatnas Asian Games 2018 yang disertakan di event pembinaan ini, karena usianya masih memungkinkan untuk tampil di kategori yunior.
(Baca Juga: Cristiano Ronaldo Pecahkan Rekor Legenda Manchester United sebagai Pencetak Gol Beruntun Terpanjang di Liga Champions)
Kategori yunior diperuntukkan bagi pegulat berusia 18-20 tahun, sementara kadet untuk usia 16-17 tahun. Di atas kategori yunior, baru senior.
Fathur Rahman sebagai manajer dibantu oleh tiga ofisial, yakni Basuki Rachmad, Wahyudi, dan Imam Bakir. Dua wasit, Anzar Dwi Kurnia Putra (Lumajang) dan Agus Setiawan (Mojokerto).
Kejuaraan Gulat Kadet dan Yunior ASEAN XI-2018 diselenggarakan oleh Asosiasi Gulat Thailand dari kerja sama dengan Kementerian Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata Thailand.
Tujuan utama dari event ini adalah untuk mempromosikan gulat di Asia Tenggara, untuk menciptakan persahabatan dalam keluarga gulat di Asia. Mulai tahun 2018 ini kejuaraan ini juga ditingkatkan statusnya, menjadi Open Championship.
Dengan bersifat terbuka maka akan lebih memungkinkan diikuti lebih banyak peserta (negara) dari luar Asia Tenggara. Hal itu sekaligus guna lebih menyelaraskan, meningkatkan dan mempelajari lebih banyak keterampilan dari dunia.
| Editor | : | Imadudin Adam |
| Sumber | : | Tribunnews.com |
Komentar